Mampukah kita memindahkan seluruh air di lautan ke dalam sebuah lubang yang mampu kita gali? Mampukah Tuhan yang tak terbatas dipahami?
Aku bukan malaikat, bagaimana mungkin aku mampu terlepas dari semua keinginan? Sunggu mustahil ! Temukan jawabannya dalam rute pendakian kali ini !
Keinginan yang tidak teratur melemahkan kekuatan jiwa. Keinginan yang terpusat pada Allah membakar jiwa dengan cinta yang besar.
Jiwa murni itu bercahaya seperti intan namun hasrat menutupi pendarnya bagai ter. Kemurnian jiwa terjaga saat seluruh afeksi terfokus pada Allah
Di tengah kerinduan jiwa untuk bersatu dengan Allah, ada kekuatan-kekuatan yang mencoba menghalangi perjalanannya. Santo Yohanes dari Salib, mistikus
Keinginan menyilaukan mata jiwaku, membuatku tersandung di siang hari seolah-olah dalam kegelapan. Navigasiku kacau, tak terlihat jalur eterealku
Himpitan keinginan duniawi membelenggu jiwaku, menancapkan duri kegelisahan, meninggalkan sengatan penderitaan yang membakar jiwaku.
Keinginan dan nafsu jiwa yang tidak teratur dapat membawa dampak besar bagi jiwa. Pemenuhan keinginan tidak teratur ini hanya bersifat sementara.
Jika manna surgawi masih terasa hambar, padahal semua substansi surgawi telah diberikan, maka saatnya harus membangun Tabut Kediaman Allah di jiwa
Cahaya hanya hadir saat bayangan berlalu, ketika semua berhala menguap, dan dimulailah sinkronisasi jiwaku dengan Kekasihku
Pengosongan keinginan telah meruntuhkan dinding penjara jiwaku, pandanganku luas membentang, melampaui indraku
Di tengah distorsi kedagingan, iblis dan keduniawian, nyala cinta telah dipantik Sang Kekasih. Semua mendadak gelap
Yuk mulai perjalanan batin melalui malam gelap untuk menemukan cahaya Ilahi dan persatuan dengan Sang Kekasih dalam Pendakian Gunung Karmel