Fenomena mualaf di kalangan figur publik bukan sekadar tren, melainkan sebuah narasi kompleks yang sarat makna dalam keputusan untuk memeluk Islam
Cancel culture merujuk pada seseorang atau kelompok yang diboikot oleh masyarakat karena perbuatan atau ucapan yang dianggap tidak pantas.
Cancel culture di Indonesia sering kali tebang pilih. Haruskah kita mulai menerapkannya lebih adil dan konsisten?
Dunia digital membawa kekuatan baru bagi masyarakat, "cancel culture". Apakah terjadi di Indonesia? dan seperti apa dampaknya?
Inilah sosok psikolog Klinis Asal Kota Solo Yang Diam-diam Mencuri Perhatian publik
Gus Miftah kembali jadi sorotan atas sikapnya yang dianggap tidak sopan terhadap penjual es. Meski telah meminta maaf dan mundur sebagai utusan presid
Siapa sih yang tidak tahu tentang sosok Raffi Ahmad ini?, yap, Raffi Ahmad adalah seorang Publik Figur, pengusaha, pembawa acara, aktor asal Indonesia
Cancel Culture sendiri dapat dipahami sebagai boikot, dimana seseorang akan diabaikan dari lingkaran sosial. Apakah efektif diterapkan di indonesia?
Inilah yang dapat diperhatikan, bahwa apa yang menjadi tren di kalangan publik figur (artis) saat ini jangan sampai menggeser konsep berdemokrasi.
PEMILU 2024, tinggal menunggu beberapa bulan saja, bakal calon Pemimpin Presiden dan Caleg sudah mulai di umumkan masing-masing Partai politik.
Menurut hemat saya, artis sakit mental, pakai narkoba, prostitusi dan yang lain-lain dikarenakan faktor internal dan eksternal.
Setiap orang bebas menentukan hidupnya sendiri. Kita sebagai orang lain tidak boleh melakukan judgement atas keputusan yang berbeda dari orang lain.
Inilah Sosok Nano Isdiyanto Dokter Spesialis Ahli Bedah Umum Ternyata Kisahnya Penuh Inspiratif
Publik figur perlu memperhatikan etika, profesionalisme, dan kecerdasan emosionalnya dalam berkomunikasi di media sosial.
salah satu ciri yang melekat dalam pikiran kita adalah mereka orang yang percaya diri. Loh tau dari mana mereka adalah orang yang percaya diri?
Agama adalah pondasi utama dari suami istri untuk mengarungi samudera kehidupan
Ruang Privat dan Publik saat ini telah menjadi sangat bias, hingga kita tidak dapat membedakannya.
Menjadi publik figur bukanlah perkara gampang. Setidaknya itulah yang dirasakan oleh Marshel Widianto saat ini.
Maraknya " numpang tenah" keluarga publik figur demi popularitas sesaat dan cuan yang menggiurkan
Apa alasan warganet membela habis-habisan para good looking?