Guru Penggerak Tutup: Langkah Mundur atau Lompatan ke Depan?
Meski programnya dihentikan, ruh-nya harus tetap hidup dalam praktik sehari-hari kita di kelas, di sekolah, dan di komunitas.
"Kalau jadi Guru Penggerak nggak bisa jadi kepala sekolah, terus buat apa?"Pertanyaan ini mulai terdengar di berbagai forum pendidikan, grup WhatsApp
Perlu disadari bahwa hanya programnya yang berhenti, bukan gerakan gurunya yang harus turut berhenti, bukan?
Kini saatnya para guru menyadari bahwa gelar “penggerak” sejatinya ada di dalam jiwa, bukan sekadar di selembar sertifikat.
Regulasi bisa dicabut. Status bisa berubah. Tapi nilai tidak.
Program Sekolah Penggerak resmi dihentikan. Apakah ini akhir dari semangat perubahan pendidikan? Yuk baca refleksi lengkapnya di sini!
Guru adalah pembelajar. Ketika ruang belajar lewat program-program “moody” ditutup, guru akan menciptakan ruang-ruang belajar alternatif yang tetap ad
Program Sekolah Penggerak (PSP) diluncurkan sebagai upaya reformasi pendidikan untuk mendorong transformasi satuan pendidikan melalui pendekatan kepem
Semua guru harus terus mengembangkan diri mereka. Tidak ada lagi alasan untuk berhenti belajar hanya karena sebuah program resmi dihentikan.
"Heboh soal Guru Penggerak bukan soal kualitas, tapi soal cuan. Banyak yang jual empati dan Antipati, padahal yang dicari cuma engagement."Belakangan