Mohon tunggu...
Tabrani Yunis
Tabrani Yunis Mohon Tunggu... Guru - Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jangan (Hanya) Menjadi Guru

29 November 2021   21:00 Diperbarui: 29 November 2021   21:02 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nah, di kamus  bahasa Indonesia dijelaskan atau dijabarkan sebagai berikut. ak*ti*vis n 1 orang (terutama anggota organisasi politik, sosial, buruh, petani, pemuda, mahasiswa, wanita) yang bekerja aktif mendorong pelaksanaan sesuatu atau berbagai kegiatan dalam organisasinya; 2 Pol seseorang yang menggerakkan (demonstrasi dan sebagainya.

Kiranya tidak terlalu penting untuk dibahas makna aktivis tersebut. Yang jelas, sejak tahun 1990 sudah mulai melibatkan diri dalam kerja-kerja pendampingan masyarakat di desa-desa. Lalu bermetamorfosis dan bertambah ilmu, ketrampilan dan pengalaman. Sebab, selama ber-LSM, banyak sekali kesempatan belajar bersama teman-teman aktivis yang sudah lebih dahulu terjun ke dunia LSM ini.

Apa yang menarik ketika ikut terlibat dalam dunia LSM adalah terpatrinya keinginan dan bahkan kemauan untuk terus belajar, membangun sikap peduli, sikap kritis dan merasa militan untuk terus membangun kapasitas masyarakat lewat berbagai kegiatan edukasi, seperti diskusi, pelatihan dan berbagai macam pertemuan seperti lokakarya, seminar dan sebagainya.

Maka, tak pelak lagi kalau selama terjun di dunia LSM tersebut sikap peduli, kemauan belajar, bersikap kritis, kreatif dan inovatif adalah hasil yang diperoleh untuk membangun kehidupan yang lebih bermakna dan berguna. 

Sudah sangat banyak kegiatan diskusi, seminar, dan kegiatan pendidikan lainnya, baik di tingkat lokal, nasional dan internasional yang memperkaya khasanah pengetahun didapat. Bukan hanya itu, banyak teman yang sevisi bertemu dan berbagi.

Lalu bagaimana dengan aktivitas sebagai guru? Tentu saja pekerjaan yang sudah dimiliki tersebut tidak perlu ditinggalkan. Apalagi setelah belajar banyak di dunia LSM, banyak metodologi pembelajaran yang didapatkan dan sangat membantu penulis mengembangkan Model pembelajaran yang berbeda dibandingkan dengan guru-guru lain. 

Penulis sebagai guru bahasa Inggris berani membuat Model pembelajaran bahasa Inggris yang menarik dan menghibur. Penulis memerankan diri sebagai guru yang entertainer. Mengajar dengan cara merdeka dan membuat para siswa ikut termotivasi belajar dan bertahan hingga pada jam-jam genting.

Nah, bagi penulis, sejak awal tidak ingin atau mau hanya menjadi guru, tetapi harus bisa menjadi guru yang merdeka dan menjadi guru yang pembelajar. 

Oleh seban itu, prinsip hidup adalah jangan hanya menjadi guru yang berkutat di depan kelas, tetapi jadilah guru yang bisa multitalented. Bukan hanya guru yang specialist, tetapi guru yang generalist.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun