Mohon tunggu...
Tabrani Yunis
Tabrani Yunis Mohon Tunggu... Guru - Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tragedi Nol Buku Itu Berulang

23 September 2019   01:06 Diperbarui: 24 September 2019   18:10 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Namun, bila kita tanyakan hal yang terkait dengan mata kuliah mereka, misalnya siapa di antara anda yang sudah membaca buku salah satu mata kuliah dengan tuntas? Artinya siapa di anatara mahasiswa tersebut yang selama kuliah sudah membaca satu buku atau dua buku?

Sekali jawabannya adalah geleng-geleng kepala yang mengisyaratkan bahwa hampir tidak ada yang selama kuliah membaca buku sampai habis atau tuntas. Kalau pun mereka ada membaca buku mengenai mata kuliah yang sedang diikuti, bacaannya adalah pada halaman atau bab tertentu  yang terkait dengan tugas-tugas yang diberikan dosen. Memilukan bukan?

Ya, tentu saja ini adalah fakta yang memilukan. Sayangnya, fakta seperti ini tidak menjadi perhatian pihak Universitas dimana para mahasiswa tersebut menuntut ilmu. 

Dalam diskusi kami malam ini, kami bahkan bertanya-tanya, apakah pihak Universitas di negeri ini, terutama yang di Aceh, ada melakukan penelitian terhadap minat dan budaya membaca mahasiswa di Universitas masing-masing? 

Sampai kini, kami belum menemukan hasil penelitian tersebut, dalam diskusi warung kopi menjelang pergantian waktu malam ke pagi tersebut, kami sama-sama berkata, kita belum melihat ada hasil kajian setiap universitas akan kondisi minat membaca dan budaya membaca di setiap Universitas, termasuk di Universitas-universitas di Aceh.

Menuju Masa Kegelapan
Mengamati fenomena atau bahkan realitas rendahnya kemauan dan budaya membaca para mahasiswa kalangan atau kaum melenial saat ini, yang didasari dari hasil pengamatan selama lebih dari dua tahun lamanya, di mana minat membaca kaum milenial yang rendah itu, merupakan hal yang sangat memprihatinkan dan bahkan akan sangat membahayakan masa depan generasi milenial yang kita sebagai generasi  era digital ini.

Apa yang memprihatinkan kita adalah ketika mahasiswa tersebut tidak membaca dan hanya datang ke Universitas secara rutin hanya datang, duduk, dengar , diam dan pulang, tidak banyak membaca, maka pertanyaan kita adalah ilmu, ketrampilan dan perilaku apa yang mereka dapat di bangku kuliah, bila tidak banyak membaca? 

Padahal, hakikat kita masuk ke Perguruang Tinggi adalah untuk menjadikan setiap mahasiswa sebagai kaum intelek yang kaya ilmu, kaya ketrampilan dan kaya sikap positif. Sayangnya jawabannya berbeda.

Kita bisa pastikan, ilmu, ketrampilan dan perubahan perilaku yang mereka dapatkan sangatlah sedikit. Lalu, ketika capaian yang mereka dapatkan sangat minim, budaya membaca yang sangat rendah,  para mahasiswa akan menjadi sarjana yang juga berkualitas rendah. Universitas akan hanya melahirkan sarjana-sarjana kosong. Sarjana-sarjana yang lahir dari apa yang disebut oleh Taufik Ismail dengan tragedi nol buku.

Sungguh ini adalah apa yang kita sebut dengan  kegagalan yang sangat nyata. Wajarlah ketika lulusan Perguruan Tinggi yang berebut kesempatan untuk menjadi calon pegawai negeri banyak yang tumbang, hanya karena tidak mampu menjawab soal-soal yang diberikan dengan paradigma CAT itu.

Ribuan sarjana telah tumbang dibuat oleh ketidakmampuan menjawab soal. Bukankah ini yang namanya era menuju ke kegelapan? Sunggh ini sangat berbahaya bagi generasi ini ke depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun