Mohon tunggu...
Tabrani Yunis
Tabrani Yunis Mohon Tunggu... Guru - Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kebahagiaan Anak-Anak Yatim, Piatu, Miskin dan Disabilitas Itu

16 Juni 2019   00:49 Diperbarui: 16 Juni 2019   00:51 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dalam melakoni atau menjalani kehidupan ini, setiap orang pada hakikatnya ingin bisa menikmati apa yang disebut dengan kebahagiaan. Namun, tidak orang bisa merasakan atau menikmati kebahagiaan tersebut. Apalagi yang namanya kebahagiaan tersebut ukuran berbeda-beda setiap orang.

Ada yang mengatakan bahwa kebagiaan itu, kalau punya harta melimpah, ada pula yang mengatakan kebahagiaan itu kalai kita memiliki segalanya.

Padahal, begitu banyak orang yang kaya, punya segalanya, banyak hartanya, bahkan hartanya melimpah ruah, tetapi yang namanya kebahagiaan itu tidak dimilikinya. Sebaliknya, banyak pula orang yang hidupnya sederhana, namun ia merasa begitu bahagia. Mereka malah mengatakan  sesungguhnya, kebahagiaan itu sederhana.  Pokoknya, ada beragam pendapat, beragam rasa dan beragam ukuran dan sebagainya. 

ehingga, wajar saja ada yang punya banyak harta dan kekayaan, mereka tidak merasakan kebahagiaan itu, malah terus mencari harta agar bisa menemukan kebahagian tersebut. Mereka bahkan berusah terus menumpuk-numpukkan harta, hingga melimpah ruah, dengan berbagai macam cara, baik halal, maupun dengan cara-cara haram.

Namun semakin haus, bagai orang yang meminum air laut. Semakin diminum, semakin haus. Kebahagiaan itu semakin jauh. Bukan hanya itu, ada pula yang merasakan kebahagiaan itu dengan kepopuleran atau ketenaran.

Maka, agar menjadi bahagia, ia terus membangun citra diri untuk bisa tampil menjadi orang terkenal dan bisa pula menjadi orang yang paling disegani.

Namun, tidak semua ketenaran itu membuat mereka bahagia. lalu, bagaimana sebenarnya konsep kebahgiaan tersebut. Benarkan kebahagiaan itu sederhana?

Ya, tentu sangat sederhana. Karena kunci kebahagiaan adalah pada hati. Ya, hati yang pandai bersyukur. Hanya orang-orang yang bisa bersyukurlah yang bisa menikmati kebahagiaan itu. 

Cobalah perhatikan kebagiaan anak-anak yang ada di video di atas. Bisakah dirasakan seperti apa kebahagiaan mereka? Sangat  sederhana bukan?  Siapakah anak-anak tersebut? Mereka adalah anak-anak dari keluarga miskin, anak yatim, piatu, miskin yang setiap hari haru berjalan kaki ke sekolah hingga berkilo-kilo meter jaraknya dari rumah ke sekolah.

Mereka selama ini mengalami kesulitan transportasi ke sekolah, karena tidak ada angkutan umum, tidak ada angkutan sekolah, bahkan tidak mempunyai kenderaan seperti sepeda motor atau sepeda yang bisa memudahkan mereka mengakses sekolah.  

Nah, lewat program 1000 sepeda dan kursi roda bagi anak yatim, piatu miskin dan disabilitas di Aceh yang digagas oleh Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, didukung oleh para donator dan Majalah POTRET, Majalah Anak Cerdas serta Toko POTRET Gallery, anak-anak tersebut mendapat bantuan sepeda dan kursi roda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun