Setiap tahun hadir momentum peringatan hari Kartini. Sayangnya, dalam rangka memperingati hari Kartini, tidak ada satu tulisan pun, baik opini maupun yang sempat penulis rangkai.Â
Padahal tahun sebelumnya, ada menulis opini dan juga puisi. Jadi, penulis termasuk orang yang tidak beruntung, karena tidak memanfaatkan momentum tanggal 21 April tersebut untuk menulis tentang isu-isu perempuan, sebagaimana lazimnya aku menulis untuk majalah POTRET dan juga di Kompasiana.Â
Momentum penting yang juga terlewati dan tidak dapat dimanfaatkan dengan baik adalah sesungguhnya tanggal 21 April 2019 ini, bagi penulis dan isteri merupakan tanggal yang bersejarah bagi perjalanan hidup, perjalanan kehidupan berkeluarga.Â
Ya, pada tanggal 21 April 2008 lalu, penulis melakukan akad nikah,untuk membina dan mengelola hidup berkeluarga. Biasanya, setiap tahun, penulis menggubah puisi atau juga tulisan mengenai perempuan.Â
Namun, penulis akhirnya kehilangan momentum. Ya, sudahlah. Penulis harus menanti momentum lain. Selayaknya meminta maaf pada isteri, karena tidak melakukan selebrasi maupun menukilkan catatan-catatan kecil akan indahnya hidup bersama yang sudah dilewati dan juga ke depan. Tapi, ya sudah.Â
Cara lain memang harus dicari. Tentu saja dengan menunggu momentum lain. Ternyata, momentum lain juga ada dengan waktu yang relative sangat dekat. Tanggal 22 April 2019 ini, merupakan momentum yang juga sangat penting.Â
Pada tanggal 22 April diperingati sebagai hari Bumi. Penulis sebenarnya ingin menulis sebuah artikel mengenai hari bumi. Namun, sekali lagi, penulis kehilangan momentum.Â
Ketika kehilangan momentum, maka peluang terhadap sesuatu tersebut belum tentu dapat disikapi dan ditulis, walau sesungguhnya, bahan atau masalah lingkungan, masalah anak dan lingkungan, begitu banyak yang bisa ditulis dan dipublikasikan. Semoga ke depan penulis tidak lagi kehilangan momentum.