Mohon tunggu...
Tabrani Yunis
Tabrani Yunis Mohon Tunggu... Guru - Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Ini Perjalanan yang Disebut "Traveling Literacy" Itu

25 November 2018   06:33 Diperbarui: 25 November 2018   06:49 526
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tampak sebuah masjid yang terlihat seperti masjid terapung di atas danau. Masjid yang dikenal sebagai masjid besi yang diberi nama masjid Putra Jaya. Kita pasti akan berdecak kagum ketika pertama sekali melihatnya. Pertama sekali, kami hanya melihat dari kejauhan, sebab bus belum diparkir di tempat parkir yang tersedia.

Menurut cerita yang disampaikan oleh Guide yang baik hati itu,  masjid Putra Jaya yang berada di wilayah Putra jaya  ini didirikan pada saat pemerintahan Malaysia berada di bawah kepemimpinan Mahathir Muhammad.  Posisinya semakin penting karena masjid itu bersebelahan dengan kantor Perdana Menteri  Malaysia yang bernama Perdana Putra. 

Selain itu, di kawasan ini juga terligat bangunan-bangunan megah dan asri. Tidak ada bangunan yang dibangun asal jadi, seperti bangunan kita di Indonesia yang dibangun berdasarkan project oriented dalam membangun semua infrastruktur. Terbukti, di kawasan Putra Jaya, ini semua bangunan terlihat kokoh dengan kondisi jalan yang tidak ada lubang-lubangnya.

Pak Sopir memarkirkan bas Persiaran di pinggir sisi jalan yang juga tempat pakir. Kami diminta turun untuk menuju gerai makan yang terletak di lantai dasar di tepi danau. Ya, di lantai dasar terdapat gerai makanan yang banyak dikunjungi oleh para turis dari berbagai Negara.  Ada banyak pilihan makanan yang bisa dinikmati di sini. 

Kami diajak  makan siang bersama di gerai makanan Melayu. Di sini, kami ambil makan sendiri, karena di sini melayani tamu dengan system Perancis. Ambil sendiri dan bisa makan apa saja. Selain gerai makanan, di sini juga banyak tempat yang menjual souvenir kepada para tamu. Tentu saja sebagai muslim, kami mencari gerai makanan yang halal. Apalagi ini adalah gerai makan Melayu, pasti halal.

Suasana di luar terasa sangat panas. Sampai-sampai iphone isteriku tidak bisa digunakan memanggil, karena panas. Ya, usai makan siang kami bergegas naik ke pelataran yang luas untuk mengambil foto bersama rombongan tour. Karena terlalu panas, kami bergegas naik ke bas, agar bisa menghidupkan AC dan bisa meluncur ke Kuala Lumpur. 

Nah, karena waktu salat dhuhur tiba, kami melaksanakan salat dhuhur di rest area yang letaknya tidak begitu jauh dari kawasan Putra Jaya. Semua rombongan melaksanakan salat dhuhur dan ashar. Ya kami sebagai musafir diberikan konvensasi oleh Allah untuk jamak atau qasar. Kami diberikan waktu 15 menit dan setelah itu bergerak lagi menuju Kuala Lumpur.

Perjalanan menuju Kuala Lumpur pun dilanjutkan. Guide, bung Salman yang sangat ranah dan baik itu, memberikan penjelasan tentang Malaysia. Ia menceritakan panjang lebar tentang Negara kerajaan Malaysia itu. Anak-anak yang ikut dalam tour menjadi pendengar yang akif dan pro aktif. Ia bertanya kepada anak-anak, apakah anak-anak tahu tentang Malaysia? Anak-anak dengan sontak dan serentak menjawab tahu. 

Tetapi ketika ditanyakan apakag ada yang tahu berapa jumlah negeri yang ada di Malaysia, mereka tidak tahu. Lalu, Bung Salman menjelaskan bahwa Malaysia itu terdiri dari 13 negeri atau bila kita di Indonesia disebut provinsi. Hanya saja mereka tidak ada Gubernur, tetapi Sultan. Bukan hanya itu, Bung Salman banyak memberikan pengetahuan kepada kami orang tua dan juga anak-anak yang ikut. 

Paling tidak, ada pelajaran sejarah dunia yang mereka dapat. Jadi, bisa dikatakan bagi anak-anak, perjalanan ini sebagai historical traveling. Apalagi bagi anak-anak, perjalanan ini sebagai perjalanan pertama dan tak terlupakan. Ya, the first and unforgettable traveling

 Tanpa terasa, hari semakin sore. Sementara ada yang berkata, belum lengkap rasanya kalau belum ke Twin Tower dengan ketinggian 420 meter yang menjadi kebanggaan rakyat Malaysia itu. Namun, ketinggian tower ini akan kalah dengan Indonesian Exchange Tower yang miliknya Mulya Grup Jakarta, dengan ketinggian 106 lantai itu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun