Mohon tunggu...
Tabrani Yunis
Tabrani Yunis Mohon Tunggu... Guru - Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hutan Itu Bukan Lagi Untukmu

25 Juli 2018   00:09 Diperbarui: 25 Juli 2018   00:18 764
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh Tabrani Yunis

Duh anak- cucuku

Jangan pernah kau jamah hutan-hutan itu

Kami  tak lagi mewariskan hutan dan rimba buatmu

Tidak juga sungai-sungai  jernih dan sejuk  nan mengalir dari hulu

Kalau pernah ada janji bahwa hutan itu milik anak cucu


Itu palsu

Itu dahulu

Duh! Anak, cucuku

Hutan itu bukan lagi warisan untukmu

Jangankan kau, raja-raja hutan pun sudah terhalau

Maafkan kami, bila telah membuatmu galau

Sudahlah anak dan cucuku

Jangan kau harapkan lagi ada hutan nan hijau

Jangan kau impikan itu sungai mengalir hingga ke danau

Sawah dan ladang pun  kering dibakar kemarau

Semua nan yang pernah ku janjikan buatmu hanyalah masa lampau

Tak akan pernah menjadi milikmu

Jangan kau tagih lagi  janji yang pernah ada di masa lalu

Tentang hutan dan segala isinya buat anak cucu

Itu hanyalah janji palsu

Lupakanlah   janji semu itu

Karena Itu adalah cerita dulu

Biarkanlah semua  berlalu

Walau beribu kali  orang-orang berseru hutan itu milik anak cucu

Itu palsu

Lihatlah wahai anak cucuku

Seluruh satwa penghuni rimba sudah terhalau

Orang hutan, gajah,singa dan harimau semakin galau

hujan dan kemarau semakin kacau

 

Duh anak,cucuku

Kini memang sudah kacau balau

Semua semakin galau

Bukit-bukit tak lagi hijau

Hidup memang semakin kacau

Burung-burung pun tak akan pernah lagi berkicau

seperti masa lampau

kau hanya bisa menginggau

hutan dan rimba tak pernah bisa kau jangkau

Bukan lagi untukmu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun