Mohon tunggu...
Tabrani Yunis
Tabrani Yunis Mohon Tunggu... Guru - Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Melepas Rindu lewat Puisi Tsunami

28 Desember 2017   12:07 Diperbarui: 28 Desember 2017   12:31 2233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tentu bukan hanya itu untaian kata yang pernah penulis rangkaikan, berikut merupakan nyanyian hati nurani yang merasa kehilangan orang-orang tercinta. Ya, aku mencoba mengirimkan mereka sepucuk surat. Walau aku tahu, mereka mungkin tidak pernah bisa membacanya.  

Surat Cinta buat Anak dan istriku

Oleh Tabrani Yunis

Maafkan aku,

Kalau tak pernah menuliskan sepucuk surat cinta buat mu anak dan istriku
Bukan tak ada cinta nan membara
Bukan jiwa nan kekeringan
Bukan pula cinta semakin gersang
tak tumbuh dalam jiwa

tapi, anak-anak dan istriku
hari ini, tak pernah lagi cukup air mata tuk menorehkan kata
di warkah nan ku bentang di depan mata

tak cukup lagi kata tuk lukiskan
betapa sesungguhnya cintaku sangat dalam
pada bening mata mu

Betapa rindu menghujam sudut hati
pada ceria senda gurau mu
pada sapaan selamat datang
ketika pintu rumah kau buka dengan jemarimu

Maafkan aku, kalau tak mampu menuliskan surat cinta buat kalian, anak-anak
dan istriku

Tapi, wahai anak-anak dan istriku
hanya untaian doa yang kupanjatkan
keharibaan Allah

Ku mohon dapat disampaikan ke relung hatimu
sebagai ganti sepucuk surat cinta buat mu
Anak-anak dan istriku
yang telah pergi bersama catatan sejarah tsunami

Tabrani Yunis
Banda Aceh, 16 Mai 2005

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun