Mohon tunggu...
Lupin TheThird
Lupin TheThird Mohon Tunggu... Seniman - ヘタレエンジニア

A Masterless Samurai -- The origin of Amakusa Shiro (https://www.kompasiana.com/dancingsushi)

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Mampukah Samurai Blue Menyambung Keajaiban di Qatar?

3 Desember 2022   11:06 Diperbarui: 3 Desember 2022   11:12 656
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tim Samurai Blue (jfa.jp)

“Jangan menggantungkan diri kepada orang lain
  Buatlah orang terkesima
  Sehingga satu jam kedepan bisa tertawa berbangga diri
  Ayo kita sambung keajaiban
  Mari bersama riuh rendah bertepuk tangan”

Itu penggalan lagu berjudul “Issei no kassai” yang dinyanyikan oleh LiSA. Lagu tersebut digunakan oleh Abema (stasiun televisi streaming di Jepang) untuk pengiring siaran langsung pertandingan Piala Dunia 2022 di Qatar.

Pada lagu tersebut kita tahu bahwa ada kata kunci “keajaiban”, yang secara nyata kita saksikan pada pertandingan Jepang melawan Jerman dan Spanyol. Kita bisa menyimak beberapa keajaiban yang saya ceritakan pada tulisan.


Oh ya, saya tidak akan menceritakan hal-hal teknis jalannya pertandingan. Tentang ini Anda dapat membacanya pada artikel lain.

Saya pun tidak akan menulis mengenai polemik gol penentu yang menempatkan Jepang pada posisi teratas grup E setelah kemenangannya melawan Spanyol.

Baiklah kita mulai saja.

Kita dapat mengamati keajaiban pertama melalui posisi skor awal, kemudian akhir tim nasional Jepang dalam dua pertandingan.

Jepang yang dijuluki “Giant Killer” pada Piala Dunia 2022, sebenarnya sama-sama ketinggalan skor 0-1 saat melawan Jerman dan Spanyol. Posisi awal tersebut ternyata tidak membuat Jepang menjadi pudar.

Akan tetapi seiring bergulirnya waktu, tim Samurai Blue mampu menyamakan kedudukan. Bahkan kemudian berhasil memenangkan dua pertandingan dengan skor sama, yaitu 2-1.

Kalau kita selisik lebih jauh jalannya pertandingan, Anda bisa menemukan keajaiban ke-2. 

Pemain yang berhasil menyamakan skor pada kedua pertandingan adalah orang yang sama, yaitu Doan Ritsu.

Sebelum melanjutkan cerita mengenai keajaiban berikutnya, saya ingin bercerita sedikit mengenai midfielder kelahiran kota Amagasaki di Prefektur Hyogo ini.

Nama pemain klub Freiburg yang sekarang menjadi tenar di dunia, sesungguhnya sudah tidak asing lagi bagi publik Jepang. Sebagai pemain dari Asia di klub sepak bola Eropa, Doan mempunyai banyak pengalaman yang tidak semuanya menyenangkan.

Contohnya ketika namanya masuk menjadi pemain di tim nasional Jepang, dua rekan satu klub yaitu Matthias Ginter dan Christian Gunter, mengejek bahwa dia bukan teman mereka lagi. Selain itu ada banyak suara di sekeliling yang mengatakan Jerman akan menang mudah melawan Jepang.

Kekuatan mental dan rasa percaya diri lah yang menjadikan Doan bergeming atas ejekan dan suara miring. Pemain berusia 24 tahun ini malahan menjadikannya sebagai stimulan, sehingga dia kemudian berusaha melakukan hal terbaik bagi tim dan bertekad membuat Jerman bertekuk lutut.

Sebagai orang muda generasi Z, dia malahan suka tekanan-tekanan dan ejekan yang ditimpakan. Cemoohan memang sudah menjadi bagian dari hidupnya, karena dia terkadang mengambil pilihan berbeda dari orang sekitar.

Contoh nyata, Doan tanpa sembunyi mengatakan bahwa tim bisbol Giant yang bermarkas di Tokyo adalah favoritnya. Padahal kebanyakan orang Kansai, julukan bagi masyarakat yang tinggal di daerah sekitar Osaka seperti dirinya, merupakan penggemar fanatik tim bisbol Hanshin Tigers yang bermarkas di Osaka.

Doan bukan orang yang mudah terbawa arus. Pemain yang dijuluki big mouth (dalam bahasa Inggris, ini setara dengan julukan talk big) ini gigih terus maju pantang mundur, sekali menetapkan suatu tujuan.

Mumpung bicara tentang kegigihan, saya ingin berpendapat bahwa sebetulnya keberhasilan tim Jepang menduduki peringkat teratas grup E pada Piala Dunia 2022 tidak ada hubungannya dengan bushido maupun semangat samurai, seperti banyak dituliskan di media termasuk kompasiana.

Kalau bukan bushido, lantas apa dong?

Sebenarnya, semangat yang dalam bahasa Jepang dinamakan hankotsu-seishin merupakan unsur penggerak pemain negeri matahari terbit dalam menghadapi lawan-lawannya.

Begini penjelasan secara ringkas mengenai semangat itu. Semakin dikucilkan dan dipandang sebelah mata, maka itu menjadi sumber kekuatan bagi mereka.

Mengubah cacian menjadi kekuatan untuk menang bukan hal mudah. Ini hanya mampu diwujudkan karena para pemain mempunyai mental yang kuat.

Mereka juga percaya akan kemampuan tim. Tentunya tidak dapat dilupakan bahwa sebagai orang Jepang, para pemain merupakan pekerja keras yang tidak henti-hentinya belajar dan berlatih.

Kita lanjutkan pembicaraan mengenai keajaiban.

Tempat berlangsungnya kedua pertandingan yang membawa kemenangan bagi Jepang yaitu Doha, adalah peristiwa keajaiban ke-3 yang ingin saya ceritakan.

Jika kita kilas balik sejenak, masih membekas pada ingatan orang Jepang tentang "tragedi" Doha. Pada tahun 1993, Jepang harus menelan pil pahit yaitu tersingkir dari wakil Asia setelah ditahan seri 2-2 melawan Irak.

Akan tetapi pada Piala Dunia 2022 kali ini, di tempat sama Jepang ternyata sanggup mengubah tragedi menjadi keajaiban, setelah memenangkan 2 pertandingan dalam grup E.

Moriyasu Hajime, pelatih tim nasional Jepang (jleague.jp)
Moriyasu Hajime, pelatih tim nasional Jepang (jleague.jp)

Keajaiban selanjutnya adalah, kita tentu tidak boleh melupakan sosok Moriyasu Hajime.

Pelatih bertangan dingin yang pernah membawa klub Hiroshima Sanfrecce menjadi juara 3 kali pada liga J-1 ini, merupakan "arsitek" andal tim nasional Jepang.

Pada dua pertandingan yang dimenangkan oleh Jepang, Moriyasu berhasil mengantisipasi jalannya pertandingan.

Walaupun tertinggal skor, pelatih yang pernah bermain di tim nasional Jepang ini kemudian mengeluarkan jurus jitu dengan mengubah pola permainan. Dia tidak segan mengganti para pemain untuk lebih melakukan serangan ke gawang lawan.

Kemampuannya mengeluarkan jurus denka-no-houtou adalah senjata mematikan bagi lawan, sekaligus juga dapat menciptakan keajaiban.

Sebagai catatan, denka-no-houtou merupakan istilah dalam bahasa Jepang. Artinya jurus jitu atau strategi, bisa juga benda yang digunakan hanya pada waktu dan kesempatan tepat.

Keajaiban terakhir yang saya ingin ceritakan dan mungkin belum banyak diberitakan oleh media di luar Jepang adalah, kemenangan Jepang atas Jerman sudah diramalkan oleh berang-berang penghuni Akuarium Maxell Aquapark di Shinagawa.

Anda boleh beranggapan ramalan berang-berang barangkali suatu kebetulan saja. Akan tetapi, kita tidak boleh lupa bahwa "kejadian tidak biasa" merupakan salah satu unsur keajaiban. Sehingga boleh dong saya memasukkan ini dalam kategori salah satu keajaiban.

Jalan untuk memboyong Piala Dunia 2022 bagi tim Jepang masih panjang.

Tentu saja ada harapan, sungguhpun semua tim yang masuk 16 besar pasti mengerahkan segala kemampuannya agar lolos ke babak berikutnya.

Apalagi bagi tim Samurai Blue, keajaiban selanjutnya yang mereka impikan adalah masuk 8 besar. 

Alasannya, perjalanan tim berlambang yatagarasu (burung gagak berkaki tiga), selalu terhenti sampai 16 besar di pertandingan Piala Dunia tahun 2002, 2010 dan 2018.

Luapan gembira tim Jepang (getty images via yahoo.co.jp)
Luapan gembira tim Jepang (getty images via yahoo.co.jp)

Akhirnya, saya ingin menutup tulisan dengan ungkapan dalam bahasa Jepang.

“Ni-do aru koto wa, san-do aru"

Artinya, jika ada suatu peristiwa sama terjadi dua kali, pasti peristiwa sama dapat terwujud sebagai lanjutan.

Asano Takuma, pemain yang berhasil menyarangkan bola dari sudut sulit, berkomentar seperti ini pada akhir pertandingan melawan Jerman. "Sebagai pesepak bola, saya tidak akan berhenti mengembangkan diri hingga waktunya tiba menggantungkan sepatu."  

Piala Dunia 2022 membawa kesuksesan bagi Jepang menaklukkan tim kuat dua kali di grup E.

Apakah keajaiban akan terjadi lagi pada pertarungan babak 16 besar, seperti ungkapan yang saya tulis? 

Sepertinya dewi fortuna berpihak pada Jepang saat bertanding melawan tim sepak bola dari Eropa. 

Mungkinkah Nagatomo Yuto dan kawan-kawan berhasil memecah rekor dan masuk 8 besar setelah bertanding melawan tim Kroasia yang merupakan tim sepak bola Eropa?

Kalau Anda ingin tahu jawaban atas pertanyaan diatas, yuk kita sama-sama menonton pertandingan pada tanggal 5 Desember ya.

Selamat berakhir pekan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun