Mohon tunggu...
Lupin TheThird
Lupin TheThird Mohon Tunggu... Seniman - ヘタレエンジニア

A Masterless Samurai -- The origin of Amakusa Shiro (https://www.kompasiana.com/dancingsushi)

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Antara Filosofi Sun Tzu, Tiongkok, dan Imperialisme Digital

11 Januari 2020   14:28 Diperbarui: 11 Januari 2020   16:50 1272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku Sun Tzu (sumber :sonshi-heihou.com)

Ditambah lagi, jumlah dana yang digelontorkan oleh start-up untuk pengembangan AI di Tiongkok dalam kurun waktu antara Juli 2018 sampai dengan Juli 2019 bernilai sebesar 152 juta dolar Amerika. Jumlah ini adalah dua kali lipat dari nominal yang dialokasikan oleh start-up di Amerika untuk pengembangan AI.

Dari situ kita bisa menilai, bagaimana keseriusan Tiongkok menggunakan otak, untuk menguasai dunia. Tiongkok tahu dengan persis bahwa teknologi AI merupakan teknologi primadona, yang memang dibutuhkan dan sudah diaplikasikan dalam berbagai aspek di segala bidang yang erat hubungannya dengan kehidupan saat ini.

Dengan menguasai AI tentu merupakan salah satu jalan bagi Tiongkok untuk menguasai dunia. Seperti juga saat ini Tiongkok sudah menguasai dunia manufaktur dengan gelarnya sebagai "pabrik dunia".

Oh ya, sebagai penyandang gelar "pabrik dunia", Tiongkok tentu membutuhkan jalur distribusi yang memadai untuk memastikan pasokan bahan tersedia dan dapat tersalur, kemudian pemasaran nantinya bisa dilakukan dengan baik.

Untuk tujuan tersebut, mereka sudah mencanangkan strategi OBOR (One Belt One Road). Yaitu membangun jalur ekonomi seperti jalur perdagangan sutra (Silk Road) yang dibangun oleh nenek moyang mereka dahulu.

Ini juga bagian dari strategi "otak" untuk menguasai dunia.

Jalur ekonomi yang menghubungkan Tiongkok ke Eropa melewati Eurasia (benua Eropa dan Asia) dinamakan Jalur ekonomi Silk Road (Silk Road Economic Belt). Dan jalur laut yang menghubungkan pantai Tiongkok ke Asia Tenggara, Teluk Arab sampai dengan pantai sebelah Timur Afrika dinamakan jalur maritim Silk Road abad ke-21 (21st Century Maritime Silk Road).

Tiongkok juga tidak segan menggunakan "alat" untuk memperkuat dan melebarkan jangkauan strategi otak, yaitu melalui BATH. 

BATH menjadi alat yang efektif karena orang butuh sarana untuk komunikasi antara satu dengan lainnya. Itu bisa diwujudkan misalnya dengan Huawei, salah satu unsur dari BATH. Sebagai catatan, untuk penjelasan lebih jauh mengenai BATH, sila membaca tulisan saya terdahulu disini.

Dengan BATH Tiongkok mengembangkan imperialisme model baru. Imperialisme dengan menggunakan teknologi terbaru, yang banyak digunakan oleh orang melalui peralatan elektronik modern yang berbasis digital. Sehingga, saya akan menyebutkannya sebagai Imperialisme Digital.

Omong-omong, apakah Anda juga sudah menjadi "korban" dari Imperialisme Digital ala Tiongkok? Kekuatan otak adalah bagian dari filosofi Sun Tzu, dan Tiongkok tahu betul bagaimana menerapkan itu saat ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun