Mohon tunggu...
Lupin TheThird
Lupin TheThird Mohon Tunggu... Seniman - ヘタレエンジニア

A Masterless Samurai -- The origin of Amakusa Shiro (https://www.kompasiana.com/dancingsushi)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Tahun Baru, Saatnya Bulat Tekad Menuju "Bulan"

31 Desember 2019   21:51 Diperbarui: 1 Januari 2020   19:32 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Piringan Hitam yang berisi Pidato JFK dan percakapan astronaut Amerika yang berhasil mendarat di bulan dengan stasiun pengendali di Houston | Dokumentasi Pribadi

Waktu, memang terus berjalan, tidak mengenal musim. Bersamaan dengan itu juga, berbagai macam peristiwa terjadi.

Mulai dari peristiwa besar, dimana kita bisa tahu dari berbagai macam tulisan dan rekaman peristiwa tersebut dalam berbagai bentuk, dan kita biasa menyebutnya sebagai sejarah.

Kemudian juga peristiwa yang biasa terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Baik peristiwa dimana kita sebagai saksi langsung, bahkan pengalaman pribadi.

Saya yakin ada berbagai macam peristiwa telah Anda alami dalam setahun ini. Peristiwa yang tentunya menimbulkan emosi berbeda antara satu dengan lainnya. Termasuk juga perasaan, misalnya rasa suka, duka, bisa keduanya dan bahkan bukan keduanya.

Pada era Edo di Jepang, tanggal terakhir setiap bulan disebut dengan misoka. Kemudian tanggal terakhir dalam satu tahun (hari ini) disebut sebagai Oo-misoka (Oo ditulis dengan huruf kanji yang berarti besar).

Malam nanti, lonceng di kuil-kuil Buddha akan dibunyikan sebanyak 108 kali. Dalam bahasa Jepang, prosesi ini disebut Joya-no-kane. Jumlah 108 itu untuk mengingatkan, bahwa manusia mempunyai 108 bon-nou, yaitu nafsu yang sifatnya duniawi.

Di beberapa daerah, misalnya di Akita yang terletak di sebelah Utara hondo (pulau utama Jepang), ada festival Namahage. Pada festival ini, beberapa orang yang memakai topeng raksasa (setan), kemudian berkeliling dari satu rumah ke rumah lain sambil berteriak "Apakah ada anak nakal disini!" Biasanya anak-anak di rumah yang dikunjungi Namahage akan menangis kejer.

Daerah Kagoshima di sebelah Selatan hondo juga mempunyai festival mirip, dinamakan Toshi-don.

Saya tidak tahu apakah ada festival serupa di Indonesia.

Walaupun festival Namahage maupun Toshi-don tidak ada di Indonesia, namun pada hari terakhir dalam setahun ini kita juga tidak boleh lupa introspeksi. Misalnya untuk mengingat, apakah kita telah melakukan sesuatu (baik lisan, maupun dengan perbuatan) yang merugikan orang lain

Sebaliknya, kalaupun mengalami peristiwa yang tidak mengenakkan, tentu kita juga bisa mengambil hikmahnya. Agar pada tahun yang akan datang, kita tidak mengalaminya lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun