Mohon tunggu...
Lupin TheThird
Lupin TheThird Mohon Tunggu... Seniman - ヘタレエンジニア

A Masterless Samurai -- The origin of Amakusa Shiro (https://www.kompasiana.com/dancingsushi)

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Kuil Miidera, Pesona Momiji, dan Jatuh Bangun Perjalanannya

1 Desember 2019   06:00 Diperbarui: 2 Desember 2019   21:53 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bangunan yang bernama Issaikyoudou di kompleks kuil (dokpri)

Meskipun terletak di atas bukit, namun jalan menuju ke kuil landai, sehingga tidak membuat saya ngos-ngosan.

Kita bisa menemukan banyak bangunan di dalam kompleks Kuil Miidera. Kalau dihitung jumlahnya ada sekitar 48 buah, mulai dari bangunan kecil, sampai dengan bangunan yang berukuran besar.

Ketika saya sampai disana, belum kelihatan ada pengunjung lain karena mungkin masih terlalu pagi. Masih banyak daun momiji yang berwarna merah berjatuhan di jalan maupun tangga di area kompleks kuil. 

Hal itu membuat saya agak ge-er sedikit karena membayangkan sedang berjalan di karpet merah. Sebab berjalan di karpet merah, hanya bisa dilakukan oleh orang-orang beken, misalnya pada acara penerimaan piala oscar.

Momiji yang jatuh di tempat air (dokpri)
Momiji yang jatuh di tempat air (dokpri)
Sinar matahari pagi juga menembus daun momiji berwarna kuning, oranye dan merah. Sehingga jika kita memandangnya dari bawah, seolah kita berada di bawah pesta kembang api. Apalagi daun juga terkadang bergoyang ke kanan dan ke kiri ditiup angin yang berembus.

Lokasi Miidera yang berada diatas bukit, membuat pengunjung juga bisa menikmati suasana pemandangan kota, dengan bangunan dan gedung-gedung berhimpitan satu sama lain. Kita bahkan bisa memandang Danau Biwako dari kejauhan.

Ada beberapa bangku yang disediakan disana, walaupun kelihatannya bangku sudah menjadi usang karena ditelan zaman. Duduk disini menikmati pemandangan sekitar sambil minum teh hangat yang saya beli dari vending ketika berjalan dari stasiun, memberikan suasana tersendiri.

Daun momiji yang berwarna-warni tersebut nantinya akan rontok dan jatuh. Namun, daun baru akan tumbuh nanti saat musim semi tiba. 

Saya melihat dan merasakan ketegaran Kuil Miidera yang sempat jatuh bangun dalam perjalanannya mengarungi waktu, seperti saya membayangkan perjalanan siklus daun momiji.

Tempat duduk juga tersedia (dokpri)
Tempat duduk juga tersedia (dokpri)
Butuh sekitar 90 menit untuk berkeliling kompleks kuil, mungkin karena saya banyak menghabiskan waktu untuk duduk menikmati suasana di sana yang memang tenang. Harga tanda masuk 600 yen, dan kuil dibuka untuk umum mulai dari jam 8 pagi sampai jam 5 sore.

Apakah Anda sudah merasa jenuh untuk berbelanja atau jalan-jalan di daerah perkotaan yang padat? Kalau begitu, maka Anda bisa mencoba berkunjung ke kuil ini ketika sedang berada di Jepang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun