Mohon tunggu...
Lupin TheThird
Lupin TheThird Mohon Tunggu... Seniman - ヘタレエンジニア

A Masterless Samurai -- The origin of Amakusa Shiro (https://www.kompasiana.com/dancingsushi)

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Oh Koran Cetak, Riwayatmu Kini

22 Juni 2019   05:30 Diperbarui: 22 Juni 2019   11:15 480
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: getty images

Pertama, koran cetak sangat praktis karena saya bisa membaca beragam informasi sekaligus pada satu halaman. Terlebih, saya bisa dengan leluasa membaca sekilas judul dan paragraf permulaan saja, dari semua halaman koran. Kemudian saya bisa kembali lagi ke halaman dengan topik yang saya kira menarik, untuk membaca beritanya secara lebih detail. 

Sebagai catatan, berita koran Jepang tidak ada yang bersambung ke halaman lain. Sehingga, berita akan tuntas ditulis ditempat yang ada judul berita.

Yang kedua, dengan membaca koran cetak, kadang saya juga menemukan berita yang tak terduga. Hal ini merupakan salah satu "wow factor" yang membuat perasaan "gembira", karena seperti menemukan sesuatu yang baru.

Misalnya, saya tidak begitu tertarik membaca berita mengenai masalah politik, sehingga saya biasa melihat judulnya saja, lalu pindah ke judul lain tanpa membaca isi berita. Namun ternyata, ketika saya iseng membaca secara detail, beritanya menceritakan perjuangan seorang politikus, yang menarik untuk dibaca sampai akhir. Dari situ saya "gembira" karena bisa menemukan sesuatu yang "baru", diluar perkiraan saya sebelumnya.

Hal-hal semacam ini memakan waktu jika dilakukan pada koran elektronik, karena keterbatasan tampilan pada layar gawai maupun komputer. Bahkan setelah lewat beberapa klik, dan teringat ingin membaca secara detail berita yang judulnya tampak menarik namun tadi hanya dibaca sekilas, terkadang kita lupa di halaman mana, atau malah jadi tidak ketemu. 

Yang ketiga, entah mengapa saya lebih ingat berita yang saya baca pada koran cetak, dibanding dengan koran elektronik. Mungkin karena saya menggunakan pancaindra sewaktu membaca koran, misalnya indra perasa seperti jari meraba kertas koran, hidung mencium bau kertas dan tinta, kuping mendengarkan bunyi lembar demi lembar koran yang saya bolak-balik. Sehingga aktivitas dari beberapa indra itu, membuat berita bisa meresap kedalam memori.

Terakhir adalah, kenyamanan dalam membaca yang bisa saya rasakan. Koran cetak tentunya sudah melewati beberapa pemeriksaan mulai dari penulis berita (wartawan) itu sendiri, lalu editor, terakhir tentunya keputusan dari pimpinan redaksi. Sehingga, kesalahan tulis (baik penulisan kata maupun isi berita) amat minim. Terlebih, koran cetak dari penerbit ternama tentu tidak bisa diragukan lagi kredibilitasnya.

Dan yang terpenting, koran cetak aman dari peretas. Karena saya belum pernah mendengar ada koran cetak yang dibuat oleh orang usil memakai nama koran yang sama dengan yang ditiru.

Berbicara mengenai koran cetak, ada hal yang tidak boleh dilupakan, yaitu masalah biaya cetak. Misalnya, bagaimana penerbit koran cetak bisa menutup ongkos untuk percetakan (termasuk menggaji wartawan) plus ongkos sirkulasi?

Yang saya tahu, untuk menutup ongkos cetak dan sirkulasi, selain pendapatan dari penjualan koran, penerbit juga sangat tergantung dari (pemasukan uang hasil) iklan yang dipasang di media koran cetak.

Lalu kalau berbicara iklan dan hubungannya dengan koran cetak, maka kita harus berbicara juga mengenai oplah dan sirkulasi dari koran cetak. Karena makin besar oplah, maka kemungkinan orang membaca iklan juga makin banyak. Begitu juga dengan sirkulasi, apalagi menyangkut iklan yang menyasar pada segmen masyarakat tertentu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun