Mohon tunggu...
Lupin TheThird
Lupin TheThird Mohon Tunggu... Seniman - ヘタレエンジニア

A Masterless Samurai -- The origin of Amakusa Shiro (https://www.kompasiana.com/dancingsushi)

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

"Godzilla" Muncul di Teluk Tokyo

27 Februari 2018   08:28 Diperbarui: 27 Februari 2018   09:14 998
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana di atas jembatan dengan pemandangan daratan di seberang, serasa berada di awan (Dokumentasi Pribadi)

Salah satu film atau karakter yang digemari masyarakat Jepang adalah Godzilla. Apa itu Godzilla ?

Mengenai asal-usulnya ada beberapa versi, karena film Godzilla---sebuah film fiksi sains yang diproduksi oleh Toho Films--- sudah banyak beredar (dengan berbagai macam versi) semenjak pertama kali ditayangkan pada tahun 1954. Namun intinya, Godzilla adalah makhluk yang berasal dari sisa2 Dinosaurus yang bertransformasi karena efek dari percobaan nuklir oleh manusia. Dan sebenarnya, tema "manusia berusaha memerangi sesuatu yang merupakan hasil dari ulah manusia juga" inilah yang ingin diangkat dalam film yang tayang pertama kali. 

Tahun lalu, film versi animasi Godzilla bagian pertama---yang merupakan bagian pendahulu dari 3 sekuel yang rencananya akan dibuat---ditayangkan di bioskop. Bagian kedua akan dirilis bulan Mei tahun ini, yang rencananya juga akan di-streaming  melalui Netflix setelah tayang di bioskop.

Nah, bagi pembaca yang belum pernah melihat Godzilla dan penasaran ingin melihatnya secara langsung kalau kebetulan sedang main kesini, silakan datang ke Teluk Tokyo bagian timur yang biasa disebut dengan Tokyo Higashi Kourou (Jalur timur (teluk) Tokyo). Disitu pembaca bisa melihat "Godzilla" besar, yang menghubungkan antara Jounanjima di Oota Ward dengan Wakasu di Koutou Ward.

Yup, sebenarnya "Godzilla" ini adalah julukan yang diberikan untuk jembatan yang mempunyai nama resmi Tokyo Gate Bridge. Julukan itu diberikan karena kalau kita melihat jembatan dari jauh, memang bentuknya seperti 2 ekor "Godzilla" yang sedang berhadap-hadapan.  Julukan lain yang diberikan ---karena bentuknya---adalah Jembatan Dinosaurus.

Suasana di atas jembatan dengan pemandangan daratan di seberang, serasa berada di awan (Dokumentasi Pribadi)
Suasana di atas jembatan dengan pemandangan daratan di seberang, serasa berada di awan (Dokumentasi Pribadi)
Sekilas tentang Tokyo Gate Bridge

Jembatan ini dibangun dari tahun 2002 dan dibuka untuk umum pertama kali pada tanggal 2 Februari 2012. Strukturnya yang menyerupai bentuk Dinosaurus atau Godzilla karena jembatan dibuat berdasarkan Truss Structure, dimana kerangka komponen yang membentuk jembatan berbentuk segitiga, dan penempatan titik beratnya di dua tempat terpisah. Hal lain yang menyebabkan bentuk uniknya adalah karena adanya peraturan yang melarang adanya bangunan tinggi (maksimal 98.1 m) di dekat bandara. Memang, letak jembatan ini dekat dengan Bandara Haneda. Juga, hal lain yang menyebabkan bentuk uniknya adalah jembatan harus bisa dilewati oleh kapal besar, sehingga ketinggian jembatan disesuaikan dengan peraturan itu. (Catatan : ketinggian jembatan menurut peraturan agar bisa dilewati kapal besar adalah minimal 56.4 m)

Jembatan ini mempunyai panjang 2.618 m, dan pembangunanya menelan biaya sebesar 1.1 biliun yen. Fungsi utama dari jembatan ini adalah untuk mempermudah pergerakan (distribusi) logistik dan orang dari dan ke Pelabuhan Tokyo. Konstruksi jembatan dibuat sedemikian rupa agar bisa "tahan" menampung beban sekitar 320 ribu kendaraan (termasuk kendaraan logistik berat) yang lalu lalang setiap hari.

Jembatan dilihat dari bawah (Dokumentasi Pribadi)
Jembatan dilihat dari bawah (Dokumentasi Pribadi)
Berbagai macam Teknologi yang dipakai

Selain struktur Truss, jembatan juga dibangun dengan pondasi yang mempunyai kemampuan untuk tahan gempa, sehingga bisa menahan gerakan horizontal jembatan yang mungkin terjadi saat terjadinya gempa bumi. Sebagai catatan, berat total dari struktur jembatan adalah sekitar 36 ribu ton. Jadi untuk menahan berat itu plus gerakan jembatan jika terjadi gempa, tentunya diperlukan perhitungan yang amat sangat matang.

Dibagian tengahnya, dipasang sensor yang bisa mengukur besar peregangan/perapatan konstruksi jembatan. Data dari sensor ini kemudian dimonitor secara otomatis, sehingga bisa memberikan peringatan dini bila dari data yang diperoleh ternyata menunjukkan keanehan (misalnya akibat gempa atau angin topan). Pada malam hari, jembatan dihiasi dengan lampu LED yang hemat energi dan digerakkan oleh tenaga sinar matahari (Solar Cell) yang sudah ditampung dalam baterai. Warna dari LED nya juga berganti setiap bulan. Dekorasi lampu yang menghiasi jembatan merupakan hasil karya dari desainer lighting Jepang bernama Ishii Motoko.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun