Mohon tunggu...
Syukron Assyabiq
Syukron Assyabiq Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Mahasiswa freelance

Selanjutnya

Tutup

Financial

Derivatif adalah: Penjelasan, Jenis Instrumen, dan Potensi Permasalahan

23 Maret 2024   19:59 Diperbarui: 23 Maret 2024   20:52 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Apa itu Derivatif?

Derivatif adalah instrumen investasi yang melibatkan kontrak perjanjian antara dua pihak atau lebih. Tujuannya adalah untuk membeli atau menjual aset atau komoditas. Kontrak derivatif ini kemudian berfungsi sebagai objek perdagangan. Harga kontrak ditentukan berdasarkan aset atau komoditas induk.

Dalam dunia keuangan, derivatif mencakup berbagai produk keuangan seperti saham, mata uang, obligasi, tingkat suku bunga, indeks saham, dan lain sebagainya. Pengawasan atas produk derivatif tergantung pada jenisnya. Misalnya, jika produk derivatif berhubungan dengan komoditas, pengawasannya dilakukan oleh BAPPEBTI (Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi).

Secara sederhana, derivatif adalah bentuk investasi yang melibatkan kontrak perjanjian perdagangan. Namun, perlu diingat bahwa derivatif juga memiliki risiko tinggi, karena sangat tergantung pada perkiraan harga di masa depan dengan potensi imbal hasil yang besar.

Jenis-jenis instrument Kontrak Derivatif

Jenis-jenis instrumen derivatif dapat dibedakan menjadi beberapa bentuk. Secara umum, instrumen derivatif dibagi menjadi 2 bagian, yaitu derivatif yang dijual di pasar sekunder dan derivatif di luar bursa. Berikutt beberapa jenis instrument kontrak derivatif :

  • Kontrak Berjangka (Futures): Diperdagangkan di bursa berjangka dengan tujuan pembelian atau penjualan aset pada masa depan dengan harga yang sudah ditetapkan sebelumnya.
  • Kontrak Opsi (Options): Terdiri dari call option (hak untuk membeli) dan put option (hak untuk menjual). Opsi memberikan hak kontrak kepada pemiliknya untuk melakukan transaksi pada harga tertentu di masa depan.
  • Kontrak Serah (Forward): Perjanjian antara dua pihak untuk mengirim atau menerima aset tertentu pada tanggal tertentu di masa depan. Harga ditetapkan saat kontrak dibuat.
  • Swap: Pertukaran arus kas atau nilai antara dua pihak berdasarkan perjanjian tertentu.

Potensi Permasalahan Pada Kontrak Derivatif

Seperti yang Anda ketahui, derivatif adalah produk investasi yang berbentuk kontrak perdagangan. Ini berarti bahwa meskipun keuntungannya besar, risiko yang terkait dengan instrumen investasi ini tinggi. Namun, dalam kenyataannya, pelaksanaan instrumen derivatif sangatlah kompleks dan rinci. Meskipun tujuannya adalah melindungi nilai tukar rupiah, perusahaan yang menggunakan produk derivatif tidak dapat terbebas dari risiko. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, derivatif lebih cenderung menggunakan perkiraan harga di masa depan. Oleh karena itu, wajar jika instrumen investasi ini memiliki risiko yang tinggi. Beberapa permasalahan yang timbul pada kontrak derivatif :

Risiko Kredit: Risiko ini terjadi ketika salah satu pihak yang terlibat dalam kontrak derivatif gagal memenuhi kewajibannya. Misalnya, jika pihak yang berutang tidak dapat membayar, atau pihak yang meminjam tidak dapat mengembalikan aset yang dipinjam. Risiko kredit ini dapat diatasi dengan melakukan evaluasi kredit yang cermat sebelum terlibat dalam kontrak derivatif.

Risiko Likuiditas: Risiko likuiditas terkait dengan kemampuan untuk membeli atau menjual instrumen derivatif tanpa mengganggu harga pasar. Jika pasar tidak likuid, maka pelaku pasar mungkin kesulitan mengeksekusi transaksi dengan harga yang diinginkan. Risiko ini dapat dikelola dengan memilih instrumen derivatif yang diperdagangkan secara aktif dan memiliki volume perdagangan yang cukup.

Risiko Operasional: Risiko operasional terjadi akibat kesalahan operasional dalam pelaksanaan kontrak derivatif. Contohnya, kesalahan perhitungan, kegagalan sistem perdagangan elektronik, atau kebocoran informasi yang dapat dimanfaatkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Pengelolaan risiko operasional melibatkan proses pengawasan dan kontrol yang ketat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun