Mohon tunggu...
Syukron Adzim
Syukron Adzim Mohon Tunggu... Freelancer - Menuliskan imajinasi

Surel : syukronadzim@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hari Anak Nasional: Dari Anak Pekerja ke Anak Milineal

23 Juli 2019   19:38 Diperbarui: 23 Juli 2019   19:51 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Potret anak masa kolonial Belanda (Dok:Historia.id)

Untuk lebih mempertegas tugasnya, pemerintah juga membentuk Komisi Perlindungan anak (KPAI) tahun 2002. Namun, selang hampir tiga dekade kemudian, anak-anak Indonesia justru terjerumus 'lubang' kekerasan.

Tidak lah berlebihan jika pada peringatan Hari Anak Nasional kali ini disebut bahwa situasi anak Indonesia masih belum terbebas dari kondisi darurat kekerasan.

Berdasarkan catatan Komisi Nasional Perlindungan Anak Indonesia (Komnas Anak), jumlah kekerasan terhadap anak di tengah kehidupan masyarakat terus meningkat.

Sebanyak 52-58 persen pengaduan yang diterima didominasi kasus kekerasan seksual. Selebihnya sekitar 48 persen merupakan kasus kekerasan dalam bentuk lain seperti penganiayaan, penculikan, dan eksploitasi anak. Sebagian besar kasus kekerasan dilakukan oleh orang terdekat. 

Hari Anak Nasional 2019

Logo Hari Anak Indonesia 2019 (Dok: KPPPA)
Logo Hari Anak Indonesia 2019 (Dok: KPPPA)
Memaknai logo hari anak tahun ini yaitu figur anak perempuan dan anak laki-laki yang secara bersama-sama merangkai simbol nasionalisme, rasa cinta tanah air, dan solidaritas (Bendera); menggambarkan intelektual, akhlak mulia, dan prestasi (Buku); dan menggambarkan generasi penerus yang harus memiliki cita-cita yang tinggi (Bintang); mempunyai makna yang mendalam.

Terlebih perkembangan anak zaman sekarang tidak seperti dulu. Generasi anak-anak sekarang sering disebut pula generasi milineal yakni generasi yang akrab dengan teknologi. kehadiran memang menghadirkan kemudahan bagi anak namun nasionalisme, akhlak, maupun prestasi harus semakin meningkat.

Hal sedana juga diutara oleh Menteri PPPA Yohana Yambise bahwa tujuan hari anak tahun ini merupakan untuk satu misi jangka panjang yang ingin dicapai oleh KPPPA dan pemerintah secara umum, yakni Indonesia Layak Anak Tahun 2030.

"Mari berikan yang terbaik bagi 80 juta anak Indonesia. Mereka adalah generasi penerus bangsa kita ke depan. Mari wujudkan Indonesia layak anak tahun 2030, menuju Indonesia emas tahun 2045," kata Yohana.

Dari pernyataan itu dapat disimpulkan bahwa peringatan hari anak nasional tahun ini harus didukung oleh semua pihak termasuk orang tua untuk mengayomi dan memberi arahan kepada putra-putrinya sebagai generasi penerus bangsa supaya berguna kelak.

Perlu adanya perubahan paradigma pola pengasuhan dalam keluarga yang otoriter menjadi pola pengasuhan yang menekankan pada dialog partisipatif. Pola pengasuhan ini mementingkan adanya keterbukaan dan menjadikan keluarga sebagai guru utama bagi anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun