Mohon tunggu...
Syta Dwy Riskhi
Syta Dwy Riskhi Mohon Tunggu... Administrasi - Move

Simpel dan santai

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Di Pesta Pernikahan

25 November 2017   11:02 Diperbarui: 25 November 2017   11:30 431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pesta yang meriah, suasana yang ramai penuh kebahagiaan dan rasa haru, Nia sah menjadi seorang istri dari lelaki yang sudah di pacari nya selama tiga tahun. Tamu undangan terus berdatangan, aku duduk di barisan paling depan, memandangi temanku yang kini tengah duduk di singgasana bak seorang raja dan ratu.

Kursi sebelah kiriku kosong, mungkin seharusnya itu di tempati oleh pasangan ku yang entah kini ada dimana, sebelah kanan ku Via yang tentu saja di sandingnya pacar tersayang. Agak canggung memang hadir di pernikahan dengan teman yang memiliki gandengan, lantas aku harus menggandeng siapa ?.

Beberapa orang di belakang bergumam ribut, bukan kepedean tapi merasa mereka menggunjingku di belakang. Sesekali pasangan pengantin itu bergurau saling tersipu malu, membuatku senyum-senyum sendiri melayangkan imajinasi.

"Marisa ..!!"

Aku menengok ke arah panggilan itu, yap.. orang-orang yang duduk di belakang ku, aahh... ternyata dari alumni smp yang sama. Aku hanya tersenyum yaahh...beberapa dari mereka aku tak tahu namanya, bahkan aku tak yakin apa aku ingat namanya.

"gimana kabarnya ?" belum juga aku menjawab, seseorang menimpali pertanyaan itu "sama Iyan?" haa.... maksudnya kabarku sama Iyan ?!!

Entah bagaimana ekspresi kala itu, aku hanya membalikkan badan dan kembali pada posisi semula, yahh.. mereka adalah teman-teman Iyan, tapi sejak kapan dan sejauh mana mereka tahu hubungan ku dengan Iyan.

Bahkan aku sudah tidak berhubungan lagi dengan dia, tiba-tiba datang lagi nama itu, aku harus memberi nya kesempatan atau aku harus menunggu lebih lama lagi.

"Marisa..!!" panggilan itu terdengar lagi, aku menghembuskan nafas panjang mempersiapkan sebuah senyuman terbaik dan kembali menengok, tepat di depan mataku wajah Iyan yang semakin menawan. Tapi senyumanku langsung terbang hilang entah kemana, perlahan aku membalikkan tubuhku.

Aku tidak ingin banyak berkomentar baik dalam hati maupun dalam pikiranku di kepala. Via berbisik padaku "kamu sama Iyan ?" haha.. pertanyaan yang menohok rupanya, dengan tegas aku menjawab "enggak..!! enggak sama sekali .."

Kursi sebelah kiriku terisi, aku hanya melirik siapa orang yang duduk, belum yakin siapa orang nya, dia bersuara yang jelas kata-katanya di tujukan padaku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun