Mohon tunggu...
Syifa Salsabila Amaya
Syifa Salsabila Amaya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Sosiologi Universitas Sebelas Maret

Tertarik dengan isu-isu sosial.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peningkatan Kesadaran Nilai-nilai Tradisional dalam Upaya Menghadapi Perubahan Iklim

7 Juli 2022   18:21 Diperbarui: 7 Juli 2022   18:34 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Saat ini, iklim global tengah mengalami perubahan. Perubahan iklim tersebut memberikan pengaruh yang signifikan bagi kehidupan manusia. Dalam menghadapi hal ini, perlu dilakukan berbagai upaya untuk memperbaiki kondisi tersebut. Tanpa disadari, terdapat nilai-nilai tradisional yang telah tumbuh dan berkembang di masyarakat Indonesia sejak dahulu yang dapat membantu mengatasi adanya perubahan iklim. 

Meskipun masyarakat saat ini hidup berdampingan erat dengan teknologi, kesadaran akan nilai-nilai tersebut perlu ditingkatkan sehingga upaya penanggulangan perubahan iklim melalui cara tradisional dapat dilakukan secara optimal sekaligus budaya Indonesia dapat dilestarikan.

Bumi yang kita tinggali sedang mengalami perubahan iklim. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan melalui Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim menyatakan bahwa perubahan iklim menghadirkan efek yang negatif bagi kehidupan masyarakat luas. 

Dampak tersebut meliputi berkurangnya kualitas dan kuantitas hutan, meningkatnya gas rumah kaca, menipisnya lahan pertanian yang berefek pada menurunnya produktivitas pertanian, menurunnya mutu dan jumlah air, perubahan habitat, punahnya beberapa spesies flora dan fauna, 

menyebarnya wabah penyakit, tenggelamnya beberapa daerah pesisir dan pulau kecil, hingga terjadinya gangguan pada kesehatan pada manusia, seperti penyakit kanker kulit, katarak, dan penurunan imunitas tubuh.

Dalam mengatasi hal tersebut, masyarakat dapat melakukan langkah-langkah sederhana yang dapat diterapkan dalam keseharian. 

Memilah sampah organik dan anorganik, menghabiskan makanan, mengurangi penggunaan plastik, mengurangi penggunaan peralatan makan dan minum sekali pakai, serta menggunakan kembali kemasan produk yang sekiranya dapat didaur ulang adalah beberapa cara yang dapat membantu mengatasi isu perubahan iklim secara sederhana dan individual. 

Sedangkan, upaya yang nampaknya dapat memberikan kontribusi yang lebih besar dapat dilakukan secara kolektif, seperti kegiatan reboisasi, membersihkan sungai, membersihkan pantai, dan lain-lain. Di samping itu, masyarakat Indonesia nyatanya telah menerapkan gaya hidup ramah lingkungan sejak dahulu.

Salah satu produk dari masyarakat tradisional yang dapat membantu mengatasi perubahan iklim adalah berbagai macam kemasan yang terbuat dari bahan-bahan alami. Besek merupakan salah satunya. Besek adalah sebuah wadah atau kemasan bertutup yang dibuat dari anyaman bambu dan berbentuk segi empat. 

Selain besek, masyarakat tradisional Indonesia juga mengenal kemasan yang berasal dari daun tumbuhan, seperti daun pisang ataupun daun jarak. Kemasan tersebut kerap digunakan sebagai wadah makanan. Akan tetapi, saat ini penggunaan daun tumbuhan sebagai kemasan mulai ditinggalkan dan digantikan oleh kertas.

Kemasan berbahan alami tersebut cenderung lebih mudah dan cepat terurai daripada kemasan berbahan plastik, karton, dan lainnya. Untuk itu, pemanfaatan kemasan alami dari masyarakat tradisional dapat diterapkan pada masa kini untuk menjawab tantangan perubahan iklim. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun