Mohon tunggu...
Syifa Ann
Syifa Ann Mohon Tunggu... Penulis - Write read sleep

Alumni Sosiologi, Penyuka Puisi | Pecinta Buku Nonfiksi & Kisah Inspirasi. | Pengagum B.J Habibie. | Pengguna K'- Mobilian. | Addicted With Joe Sacco's Books. | Risk Taker. ¦ A Warrior Princess on Your Ground. | Feel The Fear, and Do It Anyway :)

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Kamu dan Dialog Tunggu di Hari ke Duabelas

27 Oktober 2015   19:41 Diperbarui: 28 Oktober 2015   09:41 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

: Duabelas kali matahari terbit dan tenggelam dan kamu masih bertahan merapatkan diri pada dermaga percaya.

Ah kuperhatikan kamu sejak duabelas hari yang lalu merenda tunggu disitu menolak menyerah untuk rebah pada kalah itu bukan tipikalmu: sejak dulu, kutahu kamu keras seperti anak kecil Kamu percaya semua hal itu mungkin, kamu mencoba dan mencoba hingga batas tertentu semua orang disekitarmu heran bahkan jengkel dengan kenaifanmu dan menganggapmu kurang ilmu hidup; mau saja mencoba yang tak mungkin.

Ah sini kuberitahu satu hal: Mereka hanya tidak punya semangat itu dalam diri mereka sendiri sementara kamu masih punya meski aku tak tahu itu tersisa pada kadar berapa, namun jagalah itu, kejarlah harapanmu, tunggulah apa yang kau rasa pantas untuk ditunggu. Berkacalah pada jadwal bus kota, meski tak selalu tepat waktu, bus itu akhirnya datang juga dan orang-orang tetap menunggu.

Kamu yang sejak duabelas hari lalu menyulam sabar pada perca percaya sementara tunggu kembali menguji kamu dengan satu kata: proses. Mungkin banyak yang bertanya kenapa tidak memulai baru, untuk apa menjadi lapuk dimakan tunggu?

Ah! Enak saja mereka berkata sebab mereka tak ikut dalam dinamika. Dipikir memulai baru akan semudah itu? Tidak! Perosesnya akan lebih memakan waktu. Itu selalu jawabmu, baik, sudahkah kukatakan kalau kamu seperti anak kecil yang menganggap semuanya selalu bisa diatasi dan sederhana? 

”Ya setidakanya kesederherhanaan itu lebih baik dari keluhan kan?" Katamu.

Ah! Itu yang aku suka semangatmu selalu menyala,

"Kalau Optimisme saja tidak punya mau modal apa? Hidup ini tentang optimisme dan keberanian", tambahmu.

Ya dan kamu punya keberanian itu. Berani untuk menyalakan harap dalam tunggu.

Teruskan langkahmu Selesaikanlah apa yang telah kamu mulai!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun