Mohon tunggu...
Syifa Ann
Syifa Ann Mohon Tunggu... Penulis - Write read sleep

Alumni Sosiologi, Penyuka Puisi | Pecinta Buku Nonfiksi & Kisah Inspirasi. | Pengagum B.J Habibie. | Pengguna K'- Mobilian. | Addicted With Joe Sacco's Books. | Risk Taker. ¦ A Warrior Princess on Your Ground. | Feel The Fear, and Do It Anyway :)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pencari Suaka Berdemo, Mau Dibiarkan Sampai Kapan?

23 Agustus 2019   11:22 Diperbarui: 23 Agustus 2019   16:16 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tidak Ada orang yang Memilih Menjadi Pengungsi-- Salah satu poster yang dibawa oleh Pengungsi dari Negara Konflik dalam aksi Unjuk Rasa di depan kantor UNHCR di Makassar foto Oleh Rizal Faturohman/ Antara

Aksi demonstrasi itu tidak mendapat respon seperti yang mereka harapkan. Baik perwakilan UNHCR maupun IOM di sejumlah kota belum ada yang menemui mereka, terbukti dari aksi demo yang masih terus berlanjut sampai saat ini.

Menanti Tanggung Jawab Pihak-Pihak Terkait

Saat ini menurut data dari PBB ada sekitar 14 ribu orang pengungsi luar negeri yang tinggal di Indonesia menunggu pemberangkatan yang entah kapan. UNHCR harus melakukan sesuatu terhadap nasib mereka. Tak mungkin mereka terus dibiarkan menjadi pengungsi. 

Hal ini bukan perkara jumlah 1.000 orang atau 14.000 orang, namun, dibalik angka-angka itu ada kisah orang-orang yang berupaya mempertahankan hidup. Mereka yang datang untuk mencari perlindungan dan harus dilindungi minimal untuk hak-hak dasar kemanusiaannya sesuai dengan bunyi sila kedua pancasila; "Kemanusiaan yang adil dan beradab".

Momentum Penguatan Diplomasi

Berbicara tentang pemberangkatan para pengungsi ke negara ketiga, tentu saja harus bersinggungan dengan kebijakan negara lain. Sayangnya,  banyak negara ketiga yang saat ini mulai menutup pintu terhadap kedatangan para pengungsi seperti contohnya Australia yang telah berhenti menerima pencari suaka yang mendaftar sebagai pengungsi lewat UNHCR di Indonesia semenjak Juni 2014. Ulasannya di sini. 

Nah disinilah diplomasi kemanusiaan ala Indonesia bisa berperan. Diperlukan upaya aktif kementrian luar negeri untuk mendorong negara-negara ketiga tersebut agar mau menerima lebih banyak pengungsi dari Indonesia. Jika tidak, Indonesia akan terus menjadi jalur transit bagi para pencari suaka selama bertahun-tahun, dan kita tidak pernah tahu berapa orang lagi yang akan menggantung nyawanya di tanah pertiwi karena terhimpit oleh depresi. 

Cukup Hayat, Sajjad dan Abbas Muhammadi, semoga tak ada korban nyawa lagi. Saatnya pihak-pihak terkait buka mata, buka hati, karena satu nyawa saja sudah terlalu banyak!

**
Mereka terusir
Dari tanah dan airnya sendiri
Menjadi pengungsi
Mencari sekeping suaka
Di hutan lebat hati bumi,
menyelam dalam lautan doa

Mereka bukan sekadar angka
Perkara satu sampai bilangan tak terhingga
Mereka sesama kita;
Manusia yang punya mimpi dan cerita

**
Dear world,
I dare you not to feel
I dare you not to cry
I dare you not to care
About your humanity

All their souls
will one day,
be at 'peace' with a 'worng way'
when you turned away
And closed your hearts
for eternity.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun