Mohon tunggu...
Syifa Ann
Syifa Ann Mohon Tunggu... Penulis - Write read sleep

Alumni Sosiologi, Penyuka Puisi | Pecinta Buku Nonfiksi & Kisah Inspirasi. | Pengagum B.J Habibie. | Pengguna K'- Mobilian. | Addicted With Joe Sacco's Books. | Risk Taker. ¦ A Warrior Princess on Your Ground. | Feel The Fear, and Do It Anyway :)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Suatu Hari Sebelum Bangau Lompat ke Api

23 Oktober 2018   14:44 Diperbarui: 23 Oktober 2018   18:31 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Shutterstock

1:
Pada suatu riuh-rendah remah hari
Bising kicau mengetuk kepalamu yang bulat
Ada bangau hendak patahkan sayapnya sendiri
Benamkan diri ke api

2:
Disisa Sabtumu yang mendadak biru,
Sore itu
Kamu dipaksa membuat pilihan;
Antara peduli atau mengacuhkan
Lalu berdamai dengan kelu;
Bahwa dalam kenyataan
Kewarasan seringkali berpulang
Hanya pada buku;
dan petuah Ibu

3;
Jelas dia takkan begitu,
kata Ibu.
Tidak akan dengan sengaja,
kalau menurut buku.

4;

Minggu pagi sehabis malam tadi
Setelah mendung setega itu menyusup,
merinaikan gerimis di matamu
Kau temukan bangau itu masih hidup
Sayapnya masih utuh
Dia belum lompat ke api
Atau mengantar nyawa ke Perbatasan
Menunggu dipeluru pemburu
Seperti inginnya yang kemarin

5;

Di kepalamu yang masih bulat itu;
Hujan duka padam seketika
Ada Syukur yang kemudian meledak
Satu doa dikabulkan! Hore..
Tuhan sedang baik hati
Lalu kau melonjak seperti anak kecil
Membuncah di dadamu;
NamaNya, Maha Cinta
Sebaik-baik penjaga;
Tempat berserah usaha

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun