Mohon tunggu...
Syekh Muchammad Arif
Syekh Muchammad Arif Mohon Tunggu... Konsultan - Menawarkan Wacana dan Gagasan Segar sertaUniversal

syekh muhammad arif adalah motivator dan bergerak di bidang konsultasi pendidikan dan pemerhati sosial dan keagamaan universal

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Muhasabah dan Permenungan Menyambut Ramadan (Bagian Pertama dari Dua Tulisan)

16 April 2020   15:44 Diperbarui: 16 April 2020   17:10 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ramadan tahun ini tentu sangat berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Betapa tidak, dunia sedang mengalami ujian berat karena penyebaran virus Corona yang melanda lebih dari 200 negara. Hampir semua negara merasakan pandemi "penyakit" dan "derita" yang sama, yaitu virus Corona atau Covid-19.

Semua negara sibuk mencari solusi untuk mengatasi penyebaran penyakit ini dan menerapkan pelbagai kebijakan: PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar), lockdown, karantina, sosial/fisik distancing dan sebagainya. Tentu saja sesuatu yang ditunggu-tunggu dan diupayakan adalah penemuan obat manjur dan mujarab untuk menyembuhkan pasien yang terkena virus berbahaya ini.

Ya, fase akhir zaman ditandai dengan munculnya ihsas al-alam al-musytarak' (perasaan sakit/derita komunal). Ini bukan sembarang rasa sakit; bukan derita biasa, tapi seperti penderitaan perempuan yang mau melahirkan. Anda laki-laki tidak akan pernah merasakannya karena Anda tidak akan pernah melahirkan anak. Belajarlah dan pahamilah serta hormatilah "derita kelahiran" yang meminjam istilah Alquran, wahnan 'ala wahnin" (super sakit dan super lemah) itu dari ibumu atau istrimu!

Hiruk-pikuk dunia dan pesta-pora serta gaya hidup berfoya-foya sedikit-banyak berkurang dengan penyebaran virus yang mendunia ini. Bumi sedikit benafas lega karena selama ini terlalu "capek" dan "berat" menahan beban dosa tubuh dan kaki manusia. Sebab, berapa banyak orang yang mengayunkan kakinya untuk membantu dan memenuhi hajat saudaranya?! Seberapa banyak kaki yang tergerak untuk menghibur dan membuat tersenyum manusia?

Berapa banyak kaki-kaki yang "bergentayangan" untuk merencanakan kejahatan: pencurian, penipuan, perampokan, pemerkosaan dan pembunuhan ?! Berapa banyak orang melakukan safar maksiat dan  berapa banyak orang yang melakukan safar bekher (kebaikan) serta berapa banyak orang melakukan safar sia-sia (hanya untuk kesenangan/hiburan dan kenikmatan duniawi semata? Andaikan virus ini hanya menyasar para pelaku dosa-dosa besar, apakah Anda yakin mereka akan unreg selamanya dari maksiat dan kejahatannya?!

Banyak orang yang berjalan bukan dengan kakinya, tapi sejatinya dengan wajahnya, dan sedikit sekali orang yang berjalan di atas jalan yang lurus alias shirath mustaqim. Inilah yang diisyaratkan oleh ayat:

Apakah orang yang berjalan dengan wajah tertelungkup yang lebih terpimpin (dalam kebenaran) ataukah orang yang berjalan tegap di atas jalan yang lurus? (QS. Al-Mulk: 22) Menurut ayat ini, orang yang berjalan di muka bumi dengan rentetan dosanya hakikatnya adalah orang yang berjalan dengan wajahnya, bukan dengan kakinya. Jalan dengan wajah berarti jalan yang terbalik; jalan tanpa mata (cahaya); jalan yang berbahaya/beresiko; jalan sulit dan lambat karena tidak mampu melihat rintangan-rintangan jalan dan melukai wajahnya; dan jalan kehinaan.

Dalam Tafsir Thabari, ayat "mukibban 'ala wajhih" dimaknai dengan "tidak melihat apa yang ada di depannya, sebelah kanan dan kirinya". Anda bisa bayangkan bagaimana sakitnya orang yang berjalan dengan wajahnya! Betapa bodohnya ia! Betapa sengsaranya ia! Betapa sesatnya ia! Betapa gelapnya ia!

Tidak sedikit orang yang menginjak-injak bumi dan meninggalkan sidik kaki kejahatan di atasnya. Orang begitu khawatir meninggalkan jejak rekam digital yang bisa disalahgunakan dan dipakai untuk senjata makan tuan, tapi ia merasa aman meninggalkan jejak rekam dosanya di muka bumi, padahal bumi memotret dan merekam apapun yang dilakukannya, kapanpun dan dimanapun adegan kejahatan yang dilakukannya:

Apabila bumi diguncangkan dengan guncangan yang dahsyat, dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)nya,

Dan manusia bertanya, "Apa yang terjadi pada bumi ini?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun