Mohon tunggu...
Syech Ahmad Fauzi
Syech Ahmad Fauzi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Saya Suka Bermain Basket dan Menyukai Bahasa Arab

Selanjutnya

Tutup

Politik

Perang di Ukraina: Dilema Zelensky Bergabung dengan NATO

8 Mei 2023   21:16 Diperbarui: 9 Mei 2023   00:12 365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Ukraina: Volodymyr Zelensky

Pendahuluan:

Perang di Ukraina telah menjadi salah satu konflik yang paling memprihatinkan di Eropa Timur dalam beberapa tahun terakhir. Pertempuran antara pemerintah Ukraina dan pemberontak yang didukung oleh Rusia telah menyebabkan kerugian besar dalam hal kehidupan manusia dan stabilitas regional. Dalam artikel ini, kami akan mengeksplorasi sebab-sebab perang di Ukraina dan mencoba menggambarkan beberapa cara yang dapat membantu mengakhiri konflik yang merusak ini.

Latar Belakang dan Penyebab Konflik:

Para ahli sudah berpendapat kalau konflik ini sebenarnya berpusat di satu orang yakni Vladimir Putin Sang Presiden Rusia. Singkat cerita, pada tahun 2021 lalu Putin menerbitkan sebuah tulisan yang berjudul “On The Historical Unity of Russians and Ukrainians.” yang intinya dia bercerita bagaimana Rusia dan Ukraina berasal dari akar kebudayaan yang sama yakni Bangsa Slavia. Jadi mereka itu bagaikan saudara sebangsa, ditambah lagi dua Negara ini juga pernah tergabung dalam Uni Soviet.

Setelah Perang Dunia kedua usai, Uni Soviet menjadi raksasa besar, sehingga negara-negara barat lalu bersatu membuat satuan kelompok militer raksasa sebagai penantang Soviet yang bernama NATO (North Atlantic Treaty Organization). Kedua raksasa ini puluhan tahun melakukan perang dingin sampai akhirnya Uni Soviet pecah pada tahun 1991. Putin melihat perpecahan ini sebagai bencana besar, mimpi buruknya semakin terwujud paska melihat negara-negara dekat Rusia seiring waktu ikut bergabung dengan NATO.

Adapun dengan Ukraina sendiri, sudah banyak penduduknya yang perlahan-lahan ingin memihak ke Barat. Sehingga waktu presiden Viktor Yanukovych (2010-2014) menolak bergabung dengan Uni-Eropa dan justru mendekat dengan Putin, rakyatnya justru geram sehingga terjadi “Kerusuhan Euromaidan”, mereka membesar dan melengserkan Sang Pemimpin. Hal ini membuat Rusia menganeksasi sebagian wilayah Ukraina tepatnya di Krimea pada 2014 agar ia tetap memiliki pengaruh di sana.

Pada tahun 2019, Volodymyr Zelensky yakni seorang berlatar komedian berhasil mendapatkan kepercayaan menjadi presiden Ukraina. Sejak saat itu juga Ukraina makin erat dengan NATO. Sebagaimana kita ketahui bersama, NATO memiliki suatu peraturan yang sering disalahgunakan tepatnya pada Pasal 5 dari Piagam NATO yang berbunyi, “Allies can provide any form of assistance they deem necessary to respond to a situation”. Jika ada satu anggotanya saja yang diserang, maka seluruh anggota lainnya akan ikut berperang.

Situasi seperti itu tentu membuat Putin tidak nyaman. Sehingga pada November 2022, Rusia mengerahkan 100.000 lebih pasukannya ke perbatasan Rusia-Ukraina. Putin juga menuntut beberapa permintaan diantaranya, NATO mesti menarik pasukan dan senjatanya dari negara-negara dekat Rusia dan NATO tidak boleh menambah lagi anggota baru.

Dan puncaknya pada terjadi 21 Februari 2022. Pada malam itu, Putin mengakui dua daerah Ukraina sebagai negara merdeka yakni Donetsk dan Luhansk, ia juga menggerakan tentaranya ke sana. Serangan pertama lalu datang, presiden Ukraina langsung memberlakukan darurat militer, warganya dihimbau berlindung di rumah atau bunker peninggalan perang. Dikarenakan kondisi yang terus menjepit, Sang Pemimpin pun menyerukan warganya untuk ikut berjuang membela negaranya pertarungan pun berjalan sengit dan semua mata dunia tertuju pada mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun