Indonesia datang bukan sebagai unggulan, melainkan sebagai simbol semangat yang tak mau padam --- meski sering jatuh di jalan yang terjal.
Awal yang Menjanjikan
"Berani melawan tim besar adalah bentuk pertama dari kemenangan."
Irak tampil dengan reputasi "Singa Mesopotamia", tim yang sarat pengalaman di pentas Asia.
Namun sejak menit awal, Indonesia menunjukkan tekad: mereka bukan sekadar pelengkap.
Pada menit ke-8, Kevin Diks melepaskan tendangan spekulatif dari luar kotak penalti yang berbuah sepak pojok pertama bagi Indonesia.
Dari situ, permainan mulai hidup. Thom Haye yang bermain di sisi kanan menjadi motor serangan, mengirim umpan-umpan presisi yang membuat pertahanan Irak goyah.
Peluang terbaik datang di menit ke-14 ketika Haye mengirimkan umpan kepada Mauro Zijlstra. Sayangnya, tandukan striker muda ini masih sedikit melebar. Tapi momen itu menunjukkan Garuda bisa mengimbangi permainan lawan.
Momen Mistar: Antara Harapan dan Kenyataan
Menit ke-33 menjadi detik yang menahan napas seluruh negeri.
Eliano Reijnders melepaskan tembakan keras dari luar kotak penalti setelah menerima umpan pendek dari skema sepak pojok.