Mohon tunggu...
Syarwan Edy
Syarwan Edy Mohon Tunggu... Pemelajar

Membaca akan membantumu menemukan dirimu.

Selanjutnya

Tutup

Home Pilihan

Ayah di Rumah Bukan Cerita Gagal

11 Oktober 2025   04:26 Diperbarui: 11 Oktober 2025   18:29 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di Tiongkok misalnya, tren ini sudah mulai terlihat jelas. Banyak pria muda yang memutuskan resign dari pekerjaan mereka untuk fokus di rumah.

Mereka memasak, mencuci, membersihkan rumah, bahkan mengantar anak ke sekolah.

Sementara itu, para istri justru bekerja dan menjadi tulang punggung keluarga.

Fenomena ini disebut banyak media sebagai bentuk revolusi peran gender di Asia, sesuatu yang dulu terasa mustahil.

Tentu, perubahan semacam ini tak datang tanpa konflik.

Beberapa pria mengaku awalnya merasa kehilangan arah. Tidak punya rutinitas pekerjaan, tidak punya target karier, bahkan merasa minder saat bertemu teman lama.

Namun lambat laun, banyak yang menemukan makna baru dalam kesibukan domestik.

Harga Diri vs Arti Tanggung Jawab

Kompasianer, mari kita jujur, sebagian besar pria tumbuh dengan pesan "laki-laki sejati itu yang bekerja dan memberi nafkah."

Namun apakah itu satu-satunya bentuk tanggung jawab?

Seorang bapak rumah tangga justru memikul tanggung jawab yang tidak ringan. Ia mengurus anak dari pagi hingga malam, memastikan rumah tetap berjalan, dan menjadi tulang punggung emosional keluarga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Home Selengkapnya
Lihat Home Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun