Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Muhasabah Buku, Duduklah Membahas Buku Bukan Membicarakan Orang Lain

7 Maret 2024   06:05 Diperbarui: 7 Maret 2024   06:27 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: TBM Lentera Pustaka

Terkadang, membaca buku tidak harus untuk menambah pengetahuan. Tapi buku bisa menjadi alat untuk memperbaiki diri. Sadar atas kesalahan, paham atas kekeliruan yang pernah terjadi. Membaca buku tidak harus mendapat wawasan baru. Tapi justru untuk merenungkan pentingnya introspeksi diri. Dan membaca buku pun tidak hanya menemukan sesuatu yang baru. Tapi lebih dari itu, kita jadi mengerti kekhilafan yang dimiliki diri sendiri tanpa perlu menuding orang lain.

Buku selalu berpesan. Jangan pernah merasa dijatuhkan tanpa tahu artinya bangkit. Jangan menganggap diri paling tahu tanpa paham ketidaksempurnaan. Jangan pula gampang menghakimi orang lain tanpa tahu keburukan diri sendiri. Buku yang jadi sebab introspeksi diri. Bacaan yang mengajak mengerti kekurangan diri. Muhasabah buku.

Buku menyuruh kita untuk bercermin. Bukan untuk tampil baik dan dipuji. Tapi untuk untuk melihat kesalahan dan kekurangan diri. Agar mau memperbaiki diri. Tanpa menuntut kesempurnaan orang lain. Hingga lupa kita hanya ciptaan-Nya.

Buku mengajak kita muntuk menunduk. Bukan untuk pura-pura patuh dan meras apaling baik. Tapi untuk menghancurkan keegoisan yang merusak diri. Untuk merasakan sakitnya terlalu bangga pada diri. Agar segera diobati dan kian menjauh dari keangkuhan diri sebagai makhluk Ilahi.

Muhasabah buku. Bahwa dunia ini sementara, bahwa dunia ini pasang-surut. Kemarin kita senang, hari ini sedih. Kemarin merasa bahagia, hari ini terselip luka. Kemarin dipuji, hari ini dicaci. Kemarin dikatakan baik, hari ini disebut buruk. Bahkan hari ini bisa jadi disanjung-sanjung tapi esok dipandang sebelah mata. Tidak apa-apa, segalanya pasti bisa terjadi di dunia. Tapi semua yang terjadi, sama sekali tidak ada yang kebetulan. Tapi karena kita tidak memahami kesengajaan Allah.

Hari ini kita didekati, esok dijauhi. Hari ini kita dicintai, esok dibenci. Hari ini kita dicari, esok kebiri. Sekali lagi, tidak apa-apa. Itulah cara Allah membuat kita makin mengerti, Makin sadar akan kekurangan diri. Maka hisablah diri sendiri, jangan menghisab orang lain. Tidak usah berjuang untuk sempurna. Tapi kerjakan yang baik dan bermanfaat sehari-hari. Biarkan komentar, ejekan, dan gosipan orang lain. Jadikan semuanya pelajaran untuk introspeksi diri. Muhassabah buku.

Seperti anak-anak Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor. Membaca buku tidak harus jadi pintar tapi untuk mengisi waktu senggang. Membaca buku bukan untuk dibilang jadi kutu buku. Tapi untuk membangun pergaulan yang positif. Buku-buku yang mengajarkan untuk hati-hati memilih majelis duduk. Buku yang mengingatkan untuk hati-hati dalam berucap dan bersikap. Agar tetap sibuk dalam kebaikan.

Muhasabah buku. Hanya mengingatkan betapa pentingnya memperbaiki lingkungan dan pergaulan kita. Untuk duduk bersama orang-orang yang membahas ilmu dan adab. Bukan duduk bersama orang-orang yang hanya membicarakan orang lain. Apalagi hanya banyak omong tapi aksinya kosong. Salam literasi #BacaBukanMaen #TamanBacaan #TBMLenteraPustaka

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun