Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Coffee Club DPLK, Merajut Silaturahim pada Secangkir Kopi

7 Desember 2023   19:58 Diperbarui: 7 Desember 2023   20:02 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Coffee Club DPLK

Nongkrong di cafe, sudah jadi bagian dari gaya hidup masyarakat sekarang. Terlebih, menjamurnya coffee shop yang ada di mana-mana. Selain silaturahim, ternyata ngobrol bareng sambil ngopi sangat asyik dan menyenangkan. Karena saat ngopi, siapapun setara alias bersifat egaliter. Pada secangkir kopi, siapapun dapat belajar. Bahwa rasa pahit (apalagi manis) juga dapat dinikmati.

Dari kesamaan hobi itulah, sekumpulan awak Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) bertemu di coffee shop di Wisma Bumiputera sore ini (7/12/2023). Sebut saja kaum penikmat kopi di DPLK. Yang selalu percaya secangkir kopi dapat memberi  inspirasi, di samping memperkuat silaturahmi. Karena filosofi kopi berkata , "kopi tidak pernah berdusta atas nama rasa. Kopi selalu punya cerita, bahwa yang hitam tidak selalu kotor, bahwa rasa pahit juga tidak selalu membawa sedih". Maka kopi di mana pun selalu menemukan penikmatnya.

Ngopi bareng memang terkesan sederhana. Tapi ngopi bisa jadi barang mewah yang mencerahkan. Apalagi di tengah sibuk kerja atau rutinitas tiada henti. Sambil ngopi, ada canda tawa, diskusi, hingga membangun kehangatan sesama teman. Karena sejatinya, hidup memang ibarat secangkir kopi, di mana pahit dan manis bertemu jadi satu dalam kehangatan.

Ngopi bareng, seperti Coffee Club DPLK, pun memberi manfaat yang menyehatkan, seperti: 1) memperkuat silaturahmi, 3) ngobrol ringan dan rileks secara informal, 3) sarana bersosialisasi dan aktualisasi diri, 4) menambah ide dan gagasan yang positif, dan 5) bisa jadi momen foto bareng. Memang ngopi bareng, selalu asyik dan menyenangkan.


Kaum penikmat kopi di DPLK, sadar betul dana pensiun punya banyak tantangan sekaligus peluang. Tapi semuanya harus dihadapi dengan sikap optimis dan positif. Agar tetap tumbuh dan maju di masa mendatang. Persis seperti ngopi. Bahwa masalah itu seperti gula yang diaduk dalam secangkir kopi. Semakin lama mengaduk dan terus larut akhirnya akan membuahkan manis pada setiap teguknya.


Dari filosofi kopi, siapapun makin tercerahkan. Justru rasa pahit pada secangkir kopi itu yang membuat mata kian terbuka. Bahwa kopi itu ada pahitnya ada manisnya. Itulah realitas dan harus selalu dijalani, bukan dihindari.

Jadilah seperti kopi, agar tetap dicintai tanpa menyembunyikan pahitnya diri. Siapapun kita dan di mana pun berada. Salam ngopi bareng! #CoffeeClub #NgopiDPLK #KaumPenikmatKopi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun