Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

75% Taman Bacaan di Indonesia Bersifat Mandiri (Survei Tata Kelola TBM tahun 2022)

4 Juli 2022   00:27 Diperbarui: 4 Juli 2022   07:34 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Survei Tata Kelola TBM tahun 2022

Survei Tata Kelola Taman Bacaan tahun 2022 menyimpulkan 3 dari 4 taman bacaan di Indonesia atau 75,5% yang ada berjenis mandiri atau dikelola secara independen. Sementara taman bacaan yang tergabung dengan lembaga Pendidikan formal seperti PAUD/PKBM/SKB/Sekolah 21,6%, serta 2,9% lainnya. Itu berarti, 3 dari 4 taman bacaan di Indonesia bersifat mandiri.

Taman bacaan yang bersifat mandiri, sejatinya lebih independen dan tidak tergantung pada lembaga atau pemerintah. Biasanya taman bacaan yang mandiri bersifat otonom dan dikelola sendiri oleh pendiri atau pengelolanya. Ada atau tidak ada bantuan, taman bacaan yang mandiri selalu berjuang untuk menegakkan kegemaran membaca anak-anak. Maka wajar, terkadang taman bacaan yang mandiri dihadapkan pada persoalan operasional dan finansial.

"Survei tata kelola taman bacaan ini membuktikan jumlah taman bacaan yang dikelola swadaya atau mandiri lebih banyak. Karena itu mereka lebih independent dan otonom dalam menjalankan program literasi dan aktivitas TBM. Ke depan, seharusnya pemerintah daerah dan korporasi bisa mendukung taman bacaan yang swadaya" ujar Syarifudin Yunus, Pendiri dan Kepala Program TBM Lentera Pustaka di Bogor sekaligus pelaksana Survei Tata Kelola Taman Bacaan tahun 2022.

Taman bacaan yang mandiri biasanya memiliki inisiatif untuk tetap eksis, di samping harus kreatuf agar taman bacaannya tetap dapat bertahan. Mencari buku sendiri, menggaet anak-anak pembaca sendiri, bahkan tata laksana taman bacaannya pun digagas sendiri. Intinya, agar taman bacaannya diminati anak-anak dan masyarakat. Jadi, taman bacaan yang mandiri lebih profesional dan tidak birokratif. Orientasinya punya manfaat yang besar untuk masyarakat, di samping agak idealis dalam menjalankan peran taman bacaannya.  

Untuk diketahui, Survei Tata Kelola Taman Bacaan tahun 2022 ini melibatkan 156 pegiat literasi dari 27 Provinsi di 91 Kabupaten/Kota di Indonesia. Selain untuk memberi infomasi berbasis data ilmiah, survei ini bertujuan untuk memetakan realitas objektif yang ada di taman bacaan di Indonesia. 

Sekalipun bersifat otonom, taman bacaan yang mandiri sangat menunggu dapat berkolaborasi dengan berbagai pihak. Karena biasanya, taman bacaan mandiri lebih berpegang pada tujuan literasinya di masyarakat. Dan bagusnya, taman bacaan mandiri tidak menggantungkan diri kepada siapa pun. Salam literasi #SurveiTataKelolaTBM #TamanBacaan #PegiatLiterasi #TBMLenteraPustaka

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun