Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

5 Alasan Jangan Mau Mengabdi Sosial sebagai Pegiat Literasi, Apa Saja?

24 September 2021   08:17 Diperbarui: 24 September 2021   08:20 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sumber: TBM Lentera Pustaka
Sumber: TBM Lentera Pustaka

Banyak orang lupa. Siapapun boleh punya ilmu dan pendidikan tinggi. Tapi semua itu  menjadi "hambar" tanpa diikuti pengabdian. Kesuksesan dan kekayaan pun tidak ada artinya tanpa digunakan untuk membantu oranglain. Maka lupa, pengabdian adalah cara untuk bersyukur, bukan untuk takabur. Karena hidup dianggap pengorbanan bukan pengabdian.

Ketahuilah, tidak ada orang-orang hebat kecuali mereka yang memiliki pengabdian besar pada kemanusiaan. Tidak ada pula waktu dan uang yang berkah tanpa digunakan untuk pengabdian. Karena sejatinya, hidup dan kehidupan adalah sebuah pengabdian.

Lalu, kenapa mengabdi di taman bacaan?

Tentu, ada banyak tempat mengabdi untuk masyarakat. Taman bacaan adalah salah satunya. Bisa pula di rumah yatim, di komunitas sosial, atau di rumah ibadah sekalipun, Silakan saja dipilih. Tapi di taman bacaan, pengabdian jadi lebih berarti. Karena mampu membangun tradisi baca anak-anak yang dihantui ancaman gawai. Mampu menyediakan akses bacaan bagi anak-anak yang selama ini tidak punya tempat membaca buku. Hingga senyum dan harapan masa depan ada dalam hidup anak-anak Indonesia.

Pengabdian itulah yang dilakukan di TBM Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor. Dari awalnya hanya ada 14 anak yang membaca, kini menjadi lebih dari 16o anak pembaca aktif yang berasal dari 3 desa (Sukaluyu, Tamansari, Sukajaya). Bahkan kini, TBM Lentera Pustaka pun menjalankan program lainnya seperti: 1) GEBERBURA (GErakan BERantas BUta aksaRA) yang diikuti 9 warga belajar buta huruf, 2) KEPRA (Kelas PRAsekolah) yang diikuti 25 anak usia PAUD, 3) YABI (YAtim BInaan) dengan 16 anak yatim, 4) JOMBI (JOMpo BInaan) dengan 8 jompo, 5) TBM Ramah Difabel dengan 3 anak difabel, 6) KOPERASI LENTERA dengan 26 ibu-ibu sebagai koperasi simpan pinjam untuk mengatasi soal rentenir dan utang berbunga tingg, 7) DonBuk (Donasi Buku) untuk menerima dan menyalurkan buku bacaan, 8) RABU (RAjin menaBUng) semua anak punya celengan, 9) LITDIG (LITerasi DIGital) seminggu sekali setiap anak, 10) LITFIN (LITerasi FINansial), dan 10) TBM Ramah Difabel dengan 3 anak difabel. Untuk menegaskan pengabdiannya, TBM Lentera Pustaka pun terpilih 1 dari 30 TBM di Indonesia yang akan menggelar program "Kampung Literasi 2021" dari Direktorat PMPK Kemdikbud RI dan Forum TBM. Selain meraih "31 Wonderful People" dari Guardian Indonesia untuk kategori pegiat literasi dan pendiri taman bacaan atas dedikasi dan pengabdian yang dilakukan sepenuh hati, konsisten dan penuh komitmen sehingga bermanfaat untuk masyarakat.


Jadi, jangan mengabdi dan bersosial di taman bacaan. Bila hati belum tergerak dan masih mencari untung ruginya. Dan ingatlah Tuhan tidak memanggil manusia untuk kesuksesan atau kekayaan. Tapi Tuhan memanggil manusia untuk setia kepada-Nya dan mau mengabdi untuk sesama-Nya. Karena siapa pun, sejatinya tidak bisa mengabdi kepada Tuhan tanpa mau mengabdi kepada sesama manusia.

Dan akhirnya, saat manusia berdoa. Kepada siapa dia mengangkat tangan dan untuk apa doanya? Itulah arti pengabdian yang sesungguhnya. Salam literasi #TamanBacaan #TBMLenteraPustaka #PegiatLiterasi #KampungLiterasiSukaluyu

Sumber: TBM Lentera Pustaka
Sumber: TBM Lentera Pustaka

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun