Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Literasi Hidup Seimbang, Berani Mencari Harus Mau Memberi

22 Maret 2021   10:06 Diperbarui: 22 Maret 2021   10:10 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: TBM Lentera Pustaka

Hidup seimbang. Untuk siapa pun, bisa jadi sebuah keharusan. 

Karena sesuatu yang seimbang itu menyehatkan, bahkan membahagiakan. Seimbang antara urusan dunia dan akhirat. Seimbang urusan pribadi dan urusan umum. Walau seimbang itu relatif, sesuai dengan kondisi orangnya masing-masing. Seperti waktu pagi dan petang, seperti siang dan malam. Itulah seimbang. 

Pandemi Covid-19 yang mewabah ini. Juga pelajaran akan pentingnya hidup seimbang. Bahwa kerja keras itu penting. Tapi sehat pun harus dijaga, Agar seimbang. Covid-19 pun mengingatkan pentingnya menjaga hidup yang seimbang antara dunia dan akhirat. Karena hidup di dunia pun tidak selamanya. Ada batas akhirnya, ada batas umurnya. Covid-19 tentu tidak bisa dihadapi dengan keberanian apalagi kesombongan. Maka tetap harus patuhi protokol kesehatan. Agar tidak tertular. Takut boleh tapi jangan berlebihan.

Seimbang itu berarti sama berat. Sebanding atau setimpal. Hidup yang seimbang antara ke atas dan ke samping. Sebanding urusan vertikal dan horizontal. Seimbang antara kepentingan pribadi dengan umum. Setimpal antara kerja keras untuk mencari dan keberanian untuk memberi. Hidup seimbang itu sangat manusiawi.

Seperti teko pun seimbang. Ada saat menuang ke gelas memberi air. Ada saat pula dituangkan air untuk diisi. Teko kosong diisi, teko penuh yang mengisi yang gelas lainnya. Mana mungkin, teko hanya minta diisi air terus. Tentu akan kepenuhan lalu tumbah. Jadi mubazir, terbuang sia-sia.

Taman bacaan pun simbol keseimbangan. Ada saat pegiat literasi menuntut ilmu. Ada saat berbagi ilmu kepada anak-anak. Ada saat pegiat literasi mengejar kepentinganya pribadinya. Ada saat pula membela kepentingan umum demi tegaknya tradisi baca. Taman bacaan, ada saat ditolong ada saat menolong. Seimbang. 

Rezeki, uang, atau apa pun Butuh seimbang. Ada saat mencari ada saat memberi. Rezeki itu justru makin berkah, makin ditambah bila mau dibagi. Bukan hanya mencari melulu tanpa mau berbagi. Semua harus seimbang, ada yang masuk ada yang keluar. One in one out ...

Memang, seimbang tidak harus sama rata. Atau sama hasil. Tapi seimbang adalah kesadaran. Bahwa bekerja seolah akan hidup selamanya. Namun harus ingat, beribadah-lah seolah akan mati besok. Maka, tanamlah setiap benih kebaikan di mana pun, hingga kapan pun. 

 Seimbang itu spirit. Lalu diikuti perbuatan. Ada saat senang, ada saat sedih. Ada kekuatan, ada kelemahan. Ada yang jahat ada yang baik. Maka spirit seimbang, harus mampu mengolahnya dengan optimal. Hanya hidup yang seimbang, pasti membuat pelakunya lebih tenang, lebih tentram. Salam literasi. #KampanyeLiterasi #TamanBacaan #TBMLenteraPustaka

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun