Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Literasi Orang Sok Tahu

6 Maret 2021   08:04 Diperbarui: 6 Maret 2021   08:05 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: TBM Lentera Pustaka

Siapa pun pasti jengkel dan tidak nyaman. Saat berhadapan dengan orang sok tahu. Orang yang merasa tahu segalanya. Banyak omong, kebiasaannya sok tahu. Bahak tidak jarang saat bicara tidka mau kalah. Nyerocos terus, kira-kira begitu.

Orang sok tahu, namanya. Orang yang merasa tahu segalanya, segala hal. Lalu memberi komentar tentang apa saja padahal tidak diinginkan orang lain. Omongannya penuh opini. Dan anehnya, orang sok tahu selalu menolak apa yang orang lain katakan. Menyebalkan bukan?

Zaman dulu, ada film judulnya "Ateng Sok Tahu". Semoga almarhum pelawak Ateng husnul khotimah. Film itu berkisah tentang  orang yang sok tahu. Ilmunya sedikit tapi mengaku banyak. 

Sekolahnya sebatas apaan, tapi segala rupa dibahas. Negara salah, vaksinasi ditolak, yang benar hanya pikiran dan omongannya saja. Selalu ada argumen untuk membantah. Otulah orang sok tahu. Tapi sejatinya, mereka hanya tahu sedikit saja. Tergantung, lagi ramai soal apa. Nah di situlah, orang-orang sok tahu muncul dan eksis.

Orang sok tahu memang juara.

Bila sudah bicara, kesannya tahu semua. Padahal itu cuma alat untuk menutupi banyak ketidak-tahuannya. Bahkan bila diamati, orang sok tahu itu ya justru kerjaannya membual, mengoceh tiada henti. 

Pandai bicara tapi tidak pandai berbuat. Giliran dapat berita hoaks buru-buru disebarluarkan. Kirim sana kirim sini. Orang sok tahu itu persis seperti orang frustrasi. Orang yang sedang memperjuangkan mimpinya.  

Orang sok tahu. Seharusnya sering berkunjung ke taman bacaan. Bila tidak mau membaca buku pun. Setidaknya dia bisa diam. Karena yang lainnya sedang membaca. Ketahuilah, musuh orang yang membaca adalah orang sok tahu. Maka bila kamu tahu semuanya, maka seharusnya kamu tahu kapan harus tutup mulut? Itulah literasi sok tahu. 

Orang sok tahu itu merasa tahu segalanya. Tapi mereka juga harus tahu betapa menyebalkan dirinya. Orang sok tahu sering lupa. Bahwa dia tahu hanya sedikit saja. Tidak tahu banyak segala hal. Hingga merasa paling benar sendiri. Maka sudah saatnya, kurangi gaya sok tahu. Cukup perbanyak membaca, intropeksi diri. Dan berani berbuat untuk memperbaiki diri.

Orang sok tahu lupa. Allah itu Maha Baik, karena selalu menutupi segala kekurangan dan kelemahan orang sok tahu. Maka, "maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa." (QS. An Najm: 32). 

Jangan sok tahu. Bahwa manusia itu bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa. Salam literasi #KampanyeLiterasi #TBMLenteraPustaka #TamanBacaan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun