Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Teruntuk Kamu, Manusia Kepo

29 Januari 2021   12:46 Diperbarui: 29 Januari 2021   12:53 1477
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lagi pula, bila orang lain punya sisi buruk dan jelek. Apa artinya, si kepo selalu baik? Si manusia kepo lupa. Manusia hidup itu realitasnya ada baik, ada buruk. Karena harus bisa terima dengan lapang dada. Sambil tetap elin dan waspada.

Manusia kepo perlu tahu. Sebuah hadist berkata, "Allah membenci tiga perkara: 1) bergosip (qiila wa qaala), 2) menyia-nyiakan harta, dan 3) banyak bertanya". Itu artinya, tidak usah jadi manusia kepo.  Lebih baik muhasabah dan selalu introspeksi diri. Anjurannya sederhana, "Janganlah kamu bertanya sesuatu yang menyusahkan kamu". Untuk apa bertanya, bila jadi masalah? Dasar kepo.

Maka ketahuilah, kepo itu berasal dari kebiasaan senang bergunjing, bergosip sambil ngomongin orang, mengungkap aib orang lain. Kumpul-kumpul yang lebih banyak mudharat daripada maslahat. Banyak bertanya untuk hal yang tidak ada manfaatnya. 

Maka manusia kepo itu terjadi. Karena si kepo tidak pernah kelar dengan dirinya sendiri. Sehinga banyak tanya dan mau tahu saja urusan orang lain. Maka enggak usah kepo. Karena dilarang menilai orang lain dengan standar diri kita sendiri. Enggak usah kepo, karena tidak ada manfaatnya sama sekali. Dalam hal apa pun, soal siapa pun. Salam literasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun