Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Taman Bacaan di Indonesia Dihadapkan Tantangan Besar

14 Juli 2019   21:29 Diperbarui: 17 Juli 2019   04:00 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Letera Pustaka. (foto pribadi)

Letera Pustaka. (foto pribadi)
Letera Pustaka. (foto pribadi)
Harus diakui, saat ini menjadikan anak-anak "dekat" dengan budaya membaca memang tidaklah mudah. Untuk itu, dibutuhkan komitmen dan aksi nyata dalam mengajak anak-anak untuk mau bergelut dengan buku bacaan. 

Karena itu, pengelola taman bacaan pun harus kreatif dan mampu membuat program taman bacaan yang menarik anak-anak. Karena jika tidak, taman bacaan kian "ditinggalkan" anak-anak.

"Membaca itu kegiatan yang serius dan monoton. Maka membaca di taman bacaan harus dibikin asyik dan menyenangkan anak-anak. Harus puny acara kreatif dalam mengelola taman bacaan" tambah Syarifudin Yunus.

Berangkat dari realitas itulah, Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di Kp. Warung Loa Desa Sukaluyu Kec. Tamansari di Kaki Gunung Salak Bogor tengah mengembangkan konsep "TBM-Edutainment". 

Sebuah konsep tata kelola taman bacaan berbasis edukasi dan entertainment. Taman bacaan yang dikemas dengan muatan edukatif dan hiburan; seperti: membaca bersuara, nonton youtube, lab baca di alam terbuka, mendatangkan "tamu dari luar", pesta jajanan kampung gratis, free wifi tiap sabtu-minggu, bahkan edukasi literasi keuangan.

Alhasil, TBM Lentera Pustaka saat ini memiliki 62 anak pembaca aktif, yang membaca 3 kali seminggu dan rata-rata setiap anak mampu membaca 5-10 buku per minggu. TBM Lentera Pustaka pun mengembangkan taman bacaan dengan melibatkan relawan, korporasi, dan individu yang peduli terhadap tradisi baca dan budaya literasi anak-anak.

 "Sebagai pegiat literasi, saya kelola TBM Lentera Pustaka dengan cara kreatif dan menyenangkan. Agar anak-anak senang berada di taman bacaan. Bahkan di bulan Agustus nanti, kami menggelar Lomba Serba Buku. 

Lomba apapun sambil memegang buku bacaan. Bukan hanya buat anak-anak taman bacaan tapi juga masyarakat"" kata Syarifudin Yunus, yang berprofesi sebagai Dosen Unindra dan tengah menempuh S3 Program Doktor Manajemen Pendidikan di Pascasarjana Universitas Pakuan.

Maka ke depan, taman bacaan di manapun tidak boleh sepi. Harus ada kepedulian dan keberpihakan terhadap tradisi baca dan budaya literasi masyarakat. Salam Literasi!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun