Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Anak Bukan Investasi, Jangan Berharap Keuntungan Finansial dari Anak

1 Agustus 2018   12:52 Diperbarui: 1 Agustus 2018   12:54 1536
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ungkapan "anak adalah investasi" tidak sepenuhnya benar. 

Sekalipun banyak orang tua yang setuju ungkapan itu. Mengapa tidak benar? Karena investasi seringkali dikonotasikan dengan uang atau materi. Bila anak sebagai investasi, maka suatu saat orang tua berharap akan mendapat keuntungan finansial dari anaknya. Anak bukanlah investasi.

Bagi orang tua di era milenial, anak adalah amanah. Siapapun yang memiliki anak, maka mengemban kepercayaan dari Tuhan Yang Maha Esa untuk menjaga, melindungi, dan melaksanakan kepercayaan tersebut. Anak sebagai amanah. Berarti orang tua memiliki tanggung jawab untuk mendidik anak dengan sebaik-baiknya. Sekali lagi, anak bukan investasi tapi amanah.

Investasi sama sekali berbeda dengan amanah. Bila ada orang tua berharap memetik hasil dari menyekolahkan anak hingga sukses tidaklah benar.

Kesuksesan anak bukanlah untuk mengganti "investasi" berupa biaya pendidikan yang sudah dikeluarkan orang tua. Karena sekolah dan pendidikan anak adalah tanggung jawab orang tua. Amanah orang tua yang harus dilakukan kepada anaknya. Mendidik anak adalah kewajiban orang tua. Namun bila anaknya sukses itu hanya bonus, bukan tujuan.

Karena anak adalah amanah. Maka orang tua harus memiliki rencana keuangan yang tepat dalam mendidik anak, termasuk biaya pendidikan anak.

Mempersiapkan biaya pendidikan anak tidak boleh sembarangan, bahkan tidak boleh salah. Harus selalu dipersiapkan sejak dini. Karena untuk pendidikan anak, orang tua tidak mungkin menunda anak untuk masuk sekolah atau perguruan tinggi.

Bila perlu, orang tua harus berhutang untuk bisa memenuhi biaya pendidikan anaknya. Biaya pendidikan anak, sungguh tidak bisa ditunda. Ketika anak harus sekolah dan membutuhkan biaya pendidikan, maka orang tua harus mampu memenuhinya.

Apalagi biaya pendidikan anak hari ini sangat jauh berbeda dengan biaya pendidikan anak pada 5 atau 10 tahun mendatang. Dana pendidikan yang ada hari ini bisa saja tidak mencukupi di masa yang akan datang. Oleh karena itu, orang tua harus antisipasi biaya pendidikan anak pada saat diperlukan nanti. Salah satu caranya, dapat dilakukan dengan investasi. Agar biaya pendidikan anak pada saatnya tetap dapat terpenuhi.

tbm-pra-5b614a64d1962e4d5507b425.jpg
tbm-pra-5b614a64d1962e4d5507b425.jpg
Lalu, bagaimana cara mempersiapkan dana pendidikan anak?

Jawabnya, tidak ada alasan untuk menunda investasi demi pendidikan anak. Maka mulailah tentukan tujuan investasi dan kemampuan keuangan yang ada. Sebagai orang tua, investasikan 10%-20% dari gaji setiap bulan untuk biaya pendidikan anak. Caranya, bisa dilakukan dengan membeli produk reksadana. Karena reksadana adalah salah satu instrumen investasi yang cukup prosfektif. Reksadana adalah satu satu instrumen investasi yang pas untuk mempersiapkan biaya pendidikan anak di masa datang.

Salah satu bentuk reksadana yang dapat dipilih, antara lain berbentuk RDPT (Reksa Dana Pendapatan Terbatas) berupa Surat Berharga Perpetual. Reksadana ini tidak memiliki tanggal jatuh tempo namun memberikan rate 8.25% pa dengan pembayaran kupon setiap 3 bulan. Selain itu, DIRE Ciptadana pun dapat menjadi pilihan dalam memulai investasi untuk pendidikan anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun