Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tips Jitu Mendirikan Taman Bacaan versi TBM Lentera Pustaka

20 Juli 2018   16:45 Diperbarui: 20 Juli 2018   17:00 3899
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada banyak pertanyaan ditujukan ke TBM Lentera Pustaka, tentang gimana cara mendirikan Taman Bacaan Masyarakat (TBM)? Jika dijawab secara teori memang agak susah. Namanya juga teori, susah dipraktikin. Oleh karena itu, TBM Lentera Pustaka ingin berbagi informasi dan pengalaman dalam mendirikan taman bacaan masyarakat, persis seperti yang dialami TBM Lentera Pustaka yang didirikan pada 5 November 2017 lalu di Desa Sukaluyu Kec. Tamansari Kaki Gunung Salak Bogor.

Namun sebelum membahas teknis soal cara mendirikan taman bacaan masyarakat (TBM), hal penting dan pertama kali harus ditanamkan dalam diri kita adalah NIAT DAN KOMITMEN yang kuat untuk memberdayakan anak-anak dan masyarakat akan pentingnya menegakkan tradisi baca dan budaya literasi. Karena tanpa niat dan komitmen yang kokoh, sudah dapat dipastikan TBM yang didirikan tidak akan berumur panjang. Alhasil, tidak ada gunanya membangun TBM dan yang patut disesali bila anak-anak dan masyarakat sudah punya "harapan" tapi "terbunuh" karena TBM-nya tidak lagi beroperasi.

Sungguh, tidak mudah mendirikan dan mengelola TBM. Mendirikan TBM tidak mudah, apalagi mengelola TBM. Sama sekali tidak mudah dan tidak bisa dianggap remeh. Sementara orang di luar sana, baru sebatas ingin sebatas diskusi dan berwacana. Pegiat literasi yang ingin mendirikan TBM harus mampu mengubah "niat baik menjadi aksi nyata" dalam bentuk taman bacaan masyarakat.

Jadi, bagaimana cara mendirikan taman bacaan masyarakat (TBM)?

Mengacu pada pengalaman dan aktivitas yang dijalani TBM Lentera Pustaka selama ini, berikut 8 tips yang bisa dan patut menjadi perhatian terkait dengan pendirian taman bacaan masyarakat.

1. Lakukan riset dan studi kelayakan demografi. 

Mendirikan TBM, tentu tidak boleh gegabah. Karena faktanya sekarang, ada TBM yang beroperasi tapi pembacanya tidak ada. Atau sebaliknya, pembacanya sangat banyak tapi TBM-nya tidak ada. Untuk itu, sebelum memutuskan mendirikan TBM langkah pertama yang harus dilakukan adalah melakukan "riset sederhana dan studi kelayakan demografi" terhadap anak-anak dan masyarakat di daerah tempat TBM akan didirikan. 

Riset dan studi kelayakan pada dasarnya untuk mengetahui: a) apakah ada anak-anak dalam jumlah yang banyak sebagai calon pembaca di daerah tersebut, b) apakah masyarakat khususnya para orang tua mendukung di daerah tersebut, dan c) apakah keberadaan TBM bisa membuat perubahan pada masyarakat tersebut?

2. Membangun fasilitas TBM berupa tempat baca dan rak buku, nama TBM. 

Jika point 1 jawabnya "ada", maka berikutnya perlu dibangun fasilitas TBM berupa tempat baca dan rak buku. Lokasinya bisa di teras rumah, halaman rumah, garasi atau lokasi yang disepakati. Fasilitas ini adalah infrastruktur penting untuk sebuah TBM. Oleh karena itu, harus dibangun terlebih dulu dengan optimal. Mengenai biaya dan fasilitasnya sih relative, bisa sederhana bisa mewah tergantung kepada pendiri/pengelola TBM. Jangan lupa berikan label "Nama TBM" sebagai promosi dan branding untuk TBM.

3. Mengurus Perizinan Resmi Operasional TBM. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun