Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan Dana Pensiun

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Ketua Dewas DPLK SAM - Humas ADPI - Asesor LSP Dana Pensiun Lisensi BNSP - Edukator Dana Pensiun - Mantan Wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 54 buku diantaranya JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tips Jitu Mendirikan Taman Bacaan versi TBM Lentera Pustaka

20 Juli 2018   16:45 Diperbarui: 20 Juli 2018   17:00 3899
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

8. Promosikan Aktivitas TBM Kita. 

Sekarang ini zaman milenial, zaman media sosial. Maka tidak ada salahnya, apapun aktivitas yang dilakukan di TBM harus dipromosikan atau disebarluaskan melalui media sosial. Hal ini penting agar kita bisa menunjukkan aktivitas TBM yang digemari anak-anak dan berdampak langsung buat masyarakat. Promosikan tiap jejak kebaikan yang dibuat oleh TBM, jangan mempromosikan berita bohong atau kebencian di media sosial. TBM itu ada untuk kemaslahatan umat, maka buatlah orang lain tahu aktivitas yang ada di TBM.

Itulah 8 cara mendirikan TBM (Taman Bacaan Masyarakat) versi TBM Lentera Pustaka. Tentu, dasarnya bukan teori harus gini harus gitu. Tapi itu semua adalah tahapan yang memang dilakukan oleh TBM Lentera Pustaka sejak awal didirikan hingga kini beroperasi. Alhamdulillah, animo anak-anak dan masyarakatnya banyak, donasi buku selalu mengalir, dan dukungan korporasi/komuntas untuk CSR pun selalu ada.

"Terus terang, TBM memang pekerjaan sosial. Tapi tata cara mendirikan dan mengelolanya harus profesional. Agar bisa diukur kemajuan dan dampaknya buat masyarakat. Alhamdulillah, TBM Lentera Pustaka sudah on track dan akan terus menebar virus membaca ke anak-anak" ujar Syarifudin Yunus, Pendiri dan Kepala Program TBM Lentera Pustaka di Kaki Gunung Salak Bogor.

dok.pribadi
dok.pribadi
Adalah fakta anak-anak Indonesia memiliki minat baca yang rendah. Seperti kata studi "Most Littered Nation In the World" dari Central Connecticut State Univesity pada 2016 lalu, Indonesia menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara dalam urusan minat membaca. Bahkan fakta lainnya menunjukkan bahwa masih banyak anak-anak di daerah yang tidak memiliki akses untuk membaca buku. Untuk itu, TBM sangat diperlukan di berbagai daerah.

Terakhir, tradisi baca dan gerakan literasi harus dipahami sebagai perilaku, perbuatan bukan sebatas pelajaran atau teori. Membaca harus jadi gaya hidup anak-anak, untuk mengimbangi gempuran era digital seperti sekarang. Jika tidak, maka anak-anak kita akan tergerus bahkan tersingkir "di makan" zaman dan peradaban. 

"TBM adalah peninggalan terakhir kita, suatu saat bila kita tiada. Bacalah dan Tuhanmu sangat pemurah, karena telah mengajarkan kita dengan pena, yang mengajarkan manusia tentang apa yang tidak diketahuinya" ... 

Salam Literasi.... selamat membaca #TBMLenteraPustaka #TradisiBaca #BudayaLiterasi #BacaBukanMaen

===========================

Jadilah RELAWAN & DONATUR TBM LENTERA PUSTAKA untuk membangun tradisi baca bagi anak-anak/remaja yang membutuhkan, di samping memberi edukasi akan pentingnya peradaban dan etika.

Untuk informasi lebih lanjut dan partisipasi/donasi dapat menghubungi:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun