Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan Dana Pensiun

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Ketua Dewas DPLK SAM - Humas ADPI - Asesor LSP Dana Pensiun Lisensi BNSP - Edukator Dana Pensiun - Mantan Wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 54 buku diantaranya JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tips Jitu Mendirikan Taman Bacaan versi TBM Lentera Pustaka

20 Juli 2018   16:45 Diperbarui: 20 Juli 2018   17:00 3899
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Izin TBM jangan dianggap sepele. Biar tidak masalah di belakang, sebaiknya izin TBM harus dibuat. Izin TBM biasanya dikeluarkan oleh Pemda Tingkat II, Bupati atau Walikota. Namun dalam realisasinya bisa dimandatkan kepada Camat. Untuk perizinan diperlukan syarat diantaranya status tanah lokasi TBM, pernyataan dukungan warga masyarakat, dan surat keterangan dari RT/RW/Kepala Desa. Intinya, bila dokumen lengkap maka perizinan seharusnya bisa diperoleh.

4. Pastikan Koleksi Buku Bacaan Tersedia. 

Jika sudah tersedia tempat baca dan rak buku serta izin TBM, hal yang paling mutlak harus disiapkan segera mungkin adalak koleksi buku bacaan untuk TBM. Artinya, TBM hanya bisa beroperasi bila ada bukunya. Maka koleksi buku bacaan dipastikan harus tersedia. 

Awalnya, koleksi buku bisa puluhan atau ratusan tapi sambil berjalan harus bisa mengoleksi buku dalam jumlah ribuan. Kenapa harus ribuan buku? Agar anak-anak yang baca tidak kehabisan buku bacaan alias selalu ada judul buku baru yang bisa dibaca. Gimana caranya dapat buku? Tentu ada banyak cara, bisa dengan meminta ke rekan-rekan yang punya buku alias donasi dari perorangan atau lembaga, bisa juga membeli sendiri buku yang diinginkan.

5. Tentukan Jam Baca dan Petugas Jaga TBM. 

Sekalipun bersifat social, TBM tidak bisa dikelola sembarangan. Sebagai contoh, TBM yang baik, menurut saya, harus punya jam baca. Artinya, ada waktu ternetu yang ditetapkan untuk anak-anak membaca. Bukan sembarang waktu dan setiap hari bisa membaca. Karena TBM bukan perpustakaan. 

Dengan jam baca, anak-anak jadi punya jadwal khusus untuk ke TBM. Selain itu, TBM juga harus punya "petugas jaga" yaitu orang yang secara khusus melayani anak-anak saat jam bawa. Petugas jaga bisa dibilang sebagai orang yang "buka tutup warung TBM". Tentu, petugas jaga juga harus dikasih honor agar punya tanggung jawab. Dan ingat, zaman now memang tidak ada yang mau gratisan. Jika ada relawan pun, biasanya relawan berisifat kadang-kadang tidak bisa hadir di setiap jam baca.

6. Buat Event Bulanan TBM Biar Menarik. 

Event bulanan di TBM itu hanya produk marketing. Agar anak-anak selalu semangat dan termotivasi untuk membaca di setiap jam baca. Seperti di TBM Lentera Pustaka, event bulanan selalu digelar setiap bulan dengan menghadirkan "tamu dari luar" untuk sharing dan unjuk keterampilan di depan anak-anak, di samping menjadi ajang penghargaan untuk pembaca terbaik setiap bulannya dan "pesta rakyat" untuk anak-anak jajan gratis tukang jajajan keliling yang lewat. Event bulanan biasanya bikin anak-anak tertarik dan selalu ditunggu momentumnya.

7. Bekerjasama dengan Korporasi/Komunitas. 

Patut diingat, TBM adalah pekerjaan sosial. Selain butuh komitmen dan waktu khusus, TBM juga membutuhkan biaya operasional khususnya untuk membeli buku baru dan kebutuhan TBM. Oleh karena itu, TBM harus menjalin kerjasama dengan pihka korporasi atau komunitas yang peduli terhadap gerakan tradisi baca dan budaya literasi. Sebutlah, mengajak CRS (Corporate Social Responsibilty) korporasi atau komunita. Agar mereka juga bisa ikut serta membantu TBM, toh untuk kebaikan anak-anak generasi penerus bangsa agar rajin membaca.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun