Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Petuah Kaum Penikmat Kopi, Jangan Balas Benci dengan Kebencian

7 April 2018   23:05 Diperbarui: 7 April 2018   23:37 1374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sobat yang luar biasa, sudah ngopi belum nih?

Ngopilah dulu. Agar kita rileks. Tidak usah gerasah gerusuh. Gak usah ngotot, apalagi nyolot untuk urusan apapun. Santai saja. Negara ini udah ada kodratnya kok. Siapapun pemimpinnya. Pasti, ada plus ada minus.

Ngopilah dulu...

Karena kaum penikmat kopi pasti tahu. Bahwa kopi, punya kelebihan tanpa perlu dibicarakan. Kopi juga punya kekurangan, tanpa perlu diperdebatkan. Penikmat kopi sangat sadar. Siapapun, kalo ada kelebihan pasti ada kekurangan. Kalo punya plus pasti punya minus. Itu semua biasa, rileks saja.

Penikmat kopi itu rileks saja.

Saat pesan kopi di warung. Pelayannya mau jutek atau galak, penikmat kopi rikeks saja. Maklum, secangkir kopi terlalu murah, nongkrongnya lama. Ya, dilayani sopan oke, dilayani jutek pun gak masalah. Itu semua biasa terjadi di penikmat kopi. Rileks saja.

Seperti hidup seperti politik.

Ada yang jutek ada yang sopan. Ada yang ngeselin ada yang nyenengin. Santai saja. Karena kaum penikmat kopi sadar betul. Di dunia ini hanya ada 2 tipe manusia:

Satu, mereka yang reaksinya negatif. Ikut-ikutan jutek, cemberut lalu kebawa ngeselin. Ikut jengkel dan marah-marah ke si pelayan warung.

Kedua, mereka yang reaksinya positif. Tetap rileks, enjoy aja. Tetap bersikap sopan ke si pelayan yang jutek itu. Yang penting, kopinya dibuatin.

Kenapa penikmat kopi rileks saja?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun