Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Orang-orang "Kepo" Sibuk Ngurusin Orang Lain

27 Januari 2018   21:57 Diperbarui: 27 Januari 2018   22:24 13806
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi pribadi

Orang-orang kepo.

Zaman now. Selain lengket banget sama gadget, salah satu ciri orang zaman now itu sifatnya "kepo". Orang-orang yang mau tau aja, atau mau tau banget urusan orang lain. Apa aja pengen tahu aja. Kepo.

Manusia kepo. Sibuk ngurusin orang lain.

Ehh, si Anu sekarang kerja di mana? Usahanya apa? Si Anu udah nikah belum? Anaknya berapa? Si Anu tinggalnya dimana? Kayak begitulah manusia-manusia kepo tuk memulai obrolannya.

Udah kelar sampe di situ? Belum. Masih ada pertanyaan yang mulai nyerempet pribadi, "rumahnya masih ngontrak apa udah punya sendiri..?" Capekkk dechh. Manusia kepo itu ada aja yang pengen diketahuinya.

Kepo. Bukan soal boleh atau tidak boleh. Apalagi kalo motifnya bertanya, tentu baik-baik saja. Hanya saja, kalo "mau tau" didasari niat dan perasaan yang "gak bener" itu masalahnya. Karena kepo itu soal moral.

Iya, kepo itu soal moral. Kenapa lantas kita jadi mau tau banget urusan orang lain? Apa karena kita sudah terlalu tau banyak tentang diri sendiri. Jadi mau tau urusan orang lain. Atau kita ingin "bersembunyi" di balik kata "peduli"? Entahlah, mungkin karena kita sangat terlatih dan senang "melihat ke luar" ketimbang "menengok ke dalam".

Kalo udah nanya sekali terus dijawab. Ya sudah, titik. Tapi manusia kepo, gak cukup dampe di situ. Segala rupa ditanyain. Ini ditanya, itu ditanya. Dasar kepo.

Kepo itu nanya tapi berlebihan. Sok peduli padahal ingin cari "lobang" untuk melemahkan orang lain; cari sisi jelek dari orang lain. Dasar kepo. Apalagi kalo yang ditanya sampe gak nyaman, malesin banget sih.

Terus, apa yang salah dari kepo?

Ya gak ada yang salah dong. Kalo salah, kita semua udah masuk penjara. Kayak si koruptor e-KTP.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun