Lagi-lagi, kepo itu cuma soal moral. Nanya dan pengen tau kalo niatnya baik, silakan. Tapi kalo nanya dan pengen tahu atas niat gak baik. Itu moral elo yang masalah.
Emang kalo orang lain punya sisi buruk dan jelek. Itu artinya, elo selalu baik? Balegek. Hidup itu realitasnya ada baik ada buruk; dan untuk itu kita harus bisa terima lapang dada. Siapapun dan apapun.
Kata guru Agama gue, orang yang suka nanya tapi bikin yang ditanya gak nyaman alias kesel. Maka itu, pertanyaan mudharat.
Kata sebuah hadist, "Allah membenci tiga perkara: Bergosip (qiila wa qaala), menyia-nyiakan harta dan banyak bertanya".
Maka, gak usah kepo. Eling dan introspeksi diri itu lebih baik. Kan ada anjurannya, "Janganlah kamu bertanya sesuatu yang menyusahkan kamu". Buat apa nanya. Kalo jadi masalah? Atau merusak hubungan atau keadaan yang sudah baik? Dasar kepo.
Tiap orang itu pasti punya masalah. Terus kalo elo tau masalah orang lain, emang elo bisa kasih solusi? Politik itu jahat, karena menjadikan "topik tukang becak" buat kepentingan dan ambisi politik pribadi. Kepo juga jahat. Karena "ingin tahu orang lain" untuk mencemarkan atau mengambil keuntungan si pribadi yang bertanya.
Kepo. Itulah awal mula manusia jadi senang bergunjing, ngomongin orang, mengungkap aib orang lain. Lagian, buat apa banyak bertanya untuk urusan yang gak ada manfaatnya. Elo itu banyak tanya urusan orang lain, karena elo belum kelar sama diri elo sendiri.
Jadi gak usah kepo.
Dan gak baik, menilai orang lain dengan standar diri kita sendiri. Coba di balik, nilailah diri sendiri dengan standar orang lain.
Dasar kepo.... ciamikk