Perubahan kurikulum dengan tujuan besarnya akan sia-sia apabila mindset guru tidak berubah. Kreativitas guru harus menjadi model bagi siswanya. Guru tidak perlu text book terhadap kurikulum agar alokasi pembelajaran yang diarahkan tercapai. Guru tidak boleh nyaman dengan cara belajar yang satu arah. Guru tidak lagi dapat bertahan pada otoritas belajar yang berlebihan. Bahkan guru harus mampu membuka ruang siswa menjadi aktif belajar dan banyak bertanya di kelas. Apalagi saat ini, ada kesan guru makin tidak berkembang, hanya datang, mengajar, pulang dan lebih sibuk dengan urusan profesi keguruannya.
Di sisi lain, sikap guru dalam mengajar juga patut mendapat perhatian. Banyak sikap guru yang tidak bangga terhadap mata pelajaran yang diajarnya. Saat ini banyak guru yang mengajar tidak dengan hati. Guru dianggap hanya profesi. Siswa makin acuh dalam belajar karena siakp guru yang tidak antusias dalam mengajar. Apalagi penguasaan materi ajar yang minim. Guru harus mereformasi sikapnya sendiri dalam mengajar. Beberapa sikap guru yang penting dalam konteks belajar di masa sekarang adalah: a) orientasi belajar yang lebih praktis, b) bertumpu pada siswa dalam memperoleh pengalaman, c) kreasi guru dalam mengajar harus lebih luas, d) penyederhanaan materi pelajaran, dan e) metode belajar yang menarik dan menyenangkan.
Kurikulum memang penting tapi tidak memiliki urgensi yang tinggi dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Justru, kualitas dan kompetensi guru yang harus menjadi acuan. Karena itu, sebaiknya kita fokus dalam mengembangkan kualtas dan kompetensi guru. Bukan membuang energi memperdebatkan kurikulum. Bukankah kurikulum sangat tergantung pada pelaksananya. Memang, ada banyak hal masih harus dibenahi dalam persoalan guru. Karena kualitas pendidikan ada pada guru. Selamat Hari Pendidikan Nasional 2013 !!