Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ikatan Alumni, Mengapa Penting?

5 Januari 2014   11:55 Diperbarui: 4 April 2017   17:30 12470
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13888976731225661426

Ikatan Alumni, semua orang bilang dan sepakat penting untuk dimiliki. Tidak hanya untuk eksistensi, tapi juga untuk sarana silaturahmi antar keluarga besar “jebolan” suatu sekolah/universitas/lembaga pendidikan. Tapi sayang, tidak semua mau mengupayakan dan mengoptimalkan “keberadaan” Ikatan Alumni (IKA). Masih banyak dari kita yang “tidak peduli” terhadap eksistensi Ikatan Alumni.

Di era kini, peran Ikatan Alumni tidak hanya penting dalam mewujudkan visi & misi suatu sekolah/lembaga pendidikan, khususnya dalam kegiatan Akreditasi Sekolah. Tapi lebih dari itu, Ikatan Alumni dapat menjadi ujung tombak dalam meningkatkan reputasi sekolah di mata masyarakat, di samping “membuka jalan” alumni yang lain (alumni yang baru lulus) untuk masuk ke dunia kerja atau profesional. Ingat, hampir semua sekolah yang “berkualitas” selalu ditopang oleh Ikatan Alumni yang mumpuni pula. Realitas ini pada gilirannya akan dapat meningkatkan mutu lulusan sekolah tersebut. Jadi, alumni adalah aset penting yang harus dirangkul dan dikembangkan oleh setiap sekolah. Itu penting, baik untuk sekolahnya maupun alumninya !!

Buat apa? Tentu untuk “Membangun Sinergi”. Itulah kata kuncinya. Sekolah dan alumnnyai harus bersinergi. Alumni yang sukses tidak bisa dipisahkan dari sekolah tempatnya menimba ilmu. Besar atau kecil sumbangsih sekolah telah menjadi bagian dari suksesnya seorang alumni. Sebaliknya, sekolah yang mampu memfasilitasi dan menghargai alumninya (apalagi yang sudah sukses) melalui wadah Ikatan Alumni maka dengan sendirinya akan dipromosikan sebagai “tempat belajar” yang direkomendasi dan berkualitas. Sangat disayangkan, jika banyak alumni yang sukses dan memiliki potensi, tapi tidak mampu “bersinergi” dengan sekolahnya, Akhirnya, sekolah jalan ke mana? Alumni jalan ke mana? Bahkan siswanya sekarang pun entah mau kemana ? Tidak ada sinergi, tidak ada kepedulian.

SINERGI Sekolah dan Alumni hari ini, mutlak harus diwujudkan, Itu harga mati. Di tengah kompetisi dan dinamika peradaban yang kian sengit, sinergi sekolah dan alumni menjadi eleman penting. Jadi, MEMULAI membangun SINERGI antara sekolah dan alumni tidak ada kata terlambat untuk dilakukan.

Mengapa Ikatan Alumni penting ? Ayo kita pikirkan dan renungkan ! Sekolah mana yang punya “nama besar” di situ pasti Ikatan Alumninya kuat. Sekolah mana yang “mentereng”, karena di situ ada kumpulan alumni yang berprestasi dan berkualitas. Sekolah mana yang dulunya “jelek” sekarang “bagus” karena alumninya ikut terlibat dalam “membesarkan” sekolahnya sendiri. Bagaimana dengan sekolah kita dulu ?

Setidaknya ada 4 alasan yang mendasari pentingnya IKATAN ALUMNI bagi suatu SEKOLAH:

1.Alumni dapat berperan dalam memberikan masukan dan program nyata bagi kemajuan sekolah.

2.Alumni memiliki potensi dan kompetensi dalam membangun opini publik demi “nama baik” (citra) sekolah.

3.Alumni sebagai produk sekolahan dapat menjadi relasi penting dalam memperluas jaringan sekolah/siswa dengan insitusi di luar sekolah.

4.Alumni dapat menjadi sumber informasi dunia kerja & usaha bagi lulusan baru suatu sekolah, di samping menjadi inspirasi bagi siswa yang ada di sekolahan sekarang.

Cuma gimana caranya menciptakan IKATAN ALUMNI yang berkenan bagi kita semua ? Setidaknya ada 3 orientasi yang harus diciptakan IKATAN ALUMNI

  1. Ikatan Alumni yang tak usang oleh waktu, yang tidak mengenal fanatisme kelompok, angkatan atau usia sekalipun. Memang sulit, tapi kegagalan banyak IKATAN ALUMNI karena terlalu banyak dikotomi di antara anggotanya. Inilah PR besar yang perlu kita cari “jalan tengah”.
  2. Ikatan Alumni selalu mencerahkan, yang membangun tradisi untuk “bersinergi nyata” bukan sekedar kangen-kangenan dan nostalgia. Informasi terkini dari sekolah harus didapat dan apa yang bisa diperbuat alumni untuk sekolahnya. Ikatan Alumni harus mencerahkan bagi para alumninya, sekolahnya, dan jika perlu siswa yang sedang belajar di sekolah. Ini PR lagi ....
  3. Ikatan Alumni harus realistis, tidak berlebihan dalam “bermimpi”. Jangan terlalu banyak yang di mau, di samping jangan ada kepentingan orang per orang yang dominan, semuanya didasari pada realitas. Apa adanya bukan ada apanya. Realistis dalam melihat dinamika zaman, realistis dalam berteman, realistis dalam mengatur waktu.

Ketiga dasar itu yang menurut saya dapat membuat IKATAN ALUMNI memiliki “daya guna” yang lebih tinggi. Tulisan ini dibuat hanya untuk menjadi “bahan renungan” bersama para alumni dalam “realitas kekinian” manusia dan masyarakat. Saat ini banyak orang cenderung apatis, hedonis, dan terkesima dengan hiruk pikuk kehidupan. Tanpa mamu berbuat yang lebih bagi orang lain ?

Jika kita renungkan, kenapa sih bangsa ini semakin banyak orang pintar tapi makin banyak koruptor-nya? Ya karena ada yang hilang di era belajar saat proses kepintaran mereka. Di saat belajar, orang-orang pintar itu “kehilangan” konsep berpikir ala sekolahan yang harus ada pada dirinya, yaitu 1) ETIKA akan pentingnya mengajarkan manusia untuk berbuat baik dan menjadi teladan dalam kehidupan. Mereka pintar tapi lupa etika saat harus mengimplementasikan ilmu yang dimiliki, 2) LOGIKA akan pentingnya kepandaian akademis dalam berkontribusi terhadap kehidupan masyarakat. Logika harusnya dapat membawa kita untuk mencapai cita-cita, tapi setelah itu logika juga tidak boleh menjadikan orang pintar bersikap apatis. Orang pintar harus pandai juga bermasyarakat sehingga kepintarannya mampu menjadi solusi bagi masyarakat. Bukan sebaliknya, orang pintar yang menganggap setiap masalah dan dinamika yang terjadi di masyarakat dapat diselesaikan dengan sendiri-sendiri, dan 3) ESTETIKA akan pentingnya mengajarkan kreativitas dalam menerapkan disiplin ilmu yang dimiliki. Kemampuan memadukan etika dan logika, masih mau berdiskusi dan menuliskan pemikirannya.

Ahhh ... maaf terlalu banyak saya berkata-kata. Ini hanya pemikiran saja supaya menjadi bacaan yang mencereahkan. Akankah kita masih saja memikirkan kepentingan diri sendiri? Tentu jawabnya, TIDAK. Inilah bentuk tanggung jawab moral kita bersama. Mari kita “bergerak menuju sesuatu” – Moving Toward Something.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun