Mohon tunggu...
Syamsul Hidayat
Syamsul Hidayat Mohon Tunggu... Freelancer - Founder Kopi Seduh Institute

Belajar memberi makna dan berusaha mengamalkan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kue Nastar di Ultah Pak Marwan Hamami

27 Mei 2020   14:55 Diperbarui: 27 Mei 2020   14:48 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

***

Satu periode kepemimpinan Pak Marwan sebagai Bupati Sukabumi yang akan berakhir pada Januari 2021 banyak sekali kekecewaan yang mencuat di media berita atau hanya sekedar di media sosial, atau hanya muncul dibincang ringan warung kopi, dari kekecewaan yang kecil sampai kekecewaan yang besar, dari kekecewaan murahan sampe kekecewaan seriusan. Dan sebagian orang menilai keriuhan dampak dari kekecewaan-kekecewaan yang muncul itu adalah dinamika yang wajar adanya mengiringi sebuah episode dari jabatan politik, sebuah hal yang wajar dalam pemakluman bahwa manusia tidak sempurna dan tidak selalu mulus dalam sebuah usaha perbaikan.

Saya secara pribadi sering mengamati dan membandingkan seseorang ketika seseorang itu mendapat amanah menduduki jabatan tertentu, sebuah pepatah mengatakan "jika anda ingin mengetahui karakter asli seseorang, maka berikanlah ia jabatan". Dan jujur saja saya sangat patah hati kalau seseorang yang saya amati atau bahkan saya dukung itu melakukan korupsi dan apalagi korupsinya itu ketahuan dengan nilai yang tidak seberapa. Kalau seseorang yang saya amati itu mulus dari isu korupsi maka saya sangat bangga bersahabat dengannya atau menjadi warganya.
 
Lepas dari kekurangan dan kelebihan pak Marwan sebagai Bupati, dengan melihat beberapa catatan kinerja yang nilainya cukup baik saya secara pribadi menyarankan beliau untuk maju kembali pada Pilkada yang sebentar lagi akan di mulai. Catatan saya, ya seputar isu normatif kinerja, profesionalisme, efisiensi dan efektivitas pengelolaan anggaran, dll. Saya disini tidak menilai sesuatu karena politik subjektif.

Saya meyakini setiap pemimpin pasti memiliki niat baik dan mulia, tidak akan ada pemimpin yang berniat ketika menjabat akan memperumit persoalan masyarakat. Namun faktanya, kadang seperti tukang kue Nastar, ngapain coba itu solatifnya banyak sekali.

Setelah selesai berbuka puasa, saya orang yang paling akhir pamitan dari acara singkat kejutan ulang tahun itu. saat saya hendak bersalaman, Pak Marwan menyerahkan saya kantung kresek kecil.

Ini bingkisan buat anak, kan sebentar lagi lebaran, ujarnya


Sebagai orang yang baru pertama menerima bingkisan dari Pak Marwan, saya sedikit bahagia dan kaget.

Wah... Makasih pak.
Boleh pak saya tau isinya?

Setelah saya buka, isinya adalah satu kotak plastik berisi kue Nastar, masih utuh tertutup rapi juga direkat ketat solatif.

Sebagai orang yang merasa akrab,  saya bertanya.

Pak, saya mengucapkan terima kasih atas bingkisan ini. Tapi jujur saja, kadang saya selalu kesulitan membuka solatif yang merekat  pada tutupnya itu, biar anak saya nanti tidak malah merusak toplesnya. Bisa gak bapak buka-kan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun