Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Kue Nastar di Ultah Pak Marwan Hamami

27 Mei 2020   14:55 Diperbarui: 27 Mei 2020   14:48 168 1
Ucapan dan doa di hari ulang tahun merupakan hal lumrah disampaikan kepada orang terdekat, atau sekedar mengenal. Sebagai orang yang mengenal "beliau" saya juga "menyarankan diri" untuk memberikan ucapan sekaligus doa terbaik.

Pada ulang tahun Pak Jokowi tahun lalu, seorang wartawati istana bernama Putri Lukman membuat kejutan ringan, dari tempat yang tidak terjangkau kamera ia berlari menghampiri Pak Jokowi saat Pak Jokowi sedang berjalan selesai dari meninjau proyek run way. "tiup dong lilinnya pak, ujar Putri sambil berlari kecil meyorongkan kuenya ke depan Pak Jokowi dengan melewati kerumunan banyak orang.

Sambil tersenyum dan tanpa basa-basi, Pak Jokowi merespon itu dengan mengipas-ngipas telapak tangannya memadamkan api lilin diatas kue ultahnya seraya berkata "mengungkap" dirinya tidak pernah merayakan ulang tahun. "saya itu gak pernah merayakan ulang tahun, jadi jangan ada yang mengulangtahuni".

Dalam suasana rebahan sebagaimana di sarankan pemerintah saat ini, Saya melamun dan jadi terinspirasi oleh gelagat Putri Lukman tadi, dalam lamunan itu saya menerawang, jika saya menjadi orang terdekat Pak Marwan, karena ini hari jumat, saya akan mengintip dimanakah hari ini beliau melakukan ibadah salat jumat, apakah beliau taat mejalankan ketentuan social distancing dengan tidak berjamaah di masjid atau tetap memerhatikan ketentuan fiqh walaupun memilih tempat yang tidak diatur dalam ketentuan menghindari wabah. Tentu, tujuan saya mengintip beliau adalah untuk memberi kejutan atas hari penting bagi beliau, Saya siapkan kejutan kue istimewa yang saya pesan dari toko Purimas, toko kue langganan saya waktu dulu. Kue ulang tahun terbaik dilengkapi lilin dari angka berbentuk 57 mencerminkan usia beliau saat ini.

Ingat ya, saya melakukan ini "jika saya menjadi orang terdekat beliau, bukan orang yang menginginkan suatu balasan dari beliau walaupun sekedar senyum manis".

Bagi saya sebagai orang yang hanya mengenal dan memperhatikan pak Marwan Hamami sebagai sosok yang berproses, hari ulang tahun yang jatuh saat beliau memimpin Sukabumi adalah moment yang harus di viralkan. Tentu, alasan yang paling utama adalah bagaimana beliau telah menjadi inspirasi bagi warga dan generasi muda Sukabumi. Apa yang beliau capai pada usia saat ini bukanlah sebuah capaian yang mudah di dapat. Perjuangan dan doa menyertai perjalanan yang panjang, suka-duka terlewati dan berhasil mencapai titik puncak yang gemilang.

Setelah saya menemukan pak Marwan, langsung saya berlari membawa kuenya ketempat beliau berada, ini pak hadiah dari rakyat untuk bapak di hari istimewa ini. Dari tempat yang tidak jauh beberapa orang yang menyaksikan saya sontak menyanyikan lagu ulang tahun dari sebuah lagu ulang tahun yang dinyanyikan grup Jamrud.

Sesaat setelah pesta singkat kejutan kue ulang tahun, saya lihat Pak Marwan begitu bahagia, beliau mengambil kursi duduk diantara kami yang sedang berkerumun melingkar dibawah pohon untuk berteduh sambil menunggu maghrib. Tapi, saya melihat kebahagiaan beliau bukan karena kue yang saya hadiahkan, saya sebel juga tadi, saat beliau nampak cuek saja dan tidak antusias atas hadiah kue dan nyanyian selamat ulang tahun yang kami lantunkan bersama. Justru saya melihat kebahagian beliau atas sesuatu yang memang layak dibahagiakan. Yakni pencapaian yang ia genggam hari ini; sebuah prestasi yang di capai saat usia beliau masih dianggap muda, prestasi pribadi, prestasi bisnis, prestasi politik.

Sebagai warga Sukabumi, Saya baru melihat saat itu kebahagiaan dari seorang Pak Marwan, ternyata ia sangat tidak sungkan menampakan kesumringahannya dan nyata sekali aura kepemimpinannya. Perangainya yang humoris dan responsif muncul seperti hidangan siap santap di depan kita semua yang ada disitu. Dan sayapun seakan mendapat bukti, kalau orang bahagia itu memancarkan sinar dari wajahnya,benar adanya.

Riuh penuh canda tawa dibawah pohon itu menghangatkan suasana nan damai sampai sore, dan tak terasa waktu berlalu begitu singkat apa yang kita canda tawakan mengantar kita semua pada waktu berbuka puasa, Pak Marwan mengajak kita berbuka puasa seperti mengajak teman semasa kecil, sangat santai dan riang saja.

Dan saya seperti terhipnotis, mungkin karena saya ikut larut dalam kebahagiaan sehingga saya lupa sebagian pikiran dan beban saya menghadapi dampak pandemi covid19 tahun ini yang "menyesak-kan".

***

Satu periode kepemimpinan Pak Marwan sebagai Bupati Sukabumi yang akan berakhir pada Januari 2021 banyak sekali kekecewaan yang mencuat di media berita atau hanya sekedar di media sosial, atau hanya muncul dibincang ringan warung kopi, dari kekecewaan yang kecil sampai kekecewaan yang besar, dari kekecewaan murahan sampe kekecewaan seriusan. Dan sebagian orang menilai keriuhan dampak dari kekecewaan-kekecewaan yang muncul itu adalah dinamika yang wajar adanya mengiringi sebuah episode dari jabatan politik, sebuah hal yang wajar dalam pemakluman bahwa manusia tidak sempurna dan tidak selalu mulus dalam sebuah usaha perbaikan.

Saya secara pribadi sering mengamati dan membandingkan seseorang ketika seseorang itu mendapat amanah menduduki jabatan tertentu, sebuah pepatah mengatakan "jika anda ingin mengetahui karakter asli seseorang, maka berikanlah ia jabatan". Dan jujur saja saya sangat patah hati kalau seseorang yang saya amati atau bahkan saya dukung itu melakukan korupsi dan apalagi korupsinya itu ketahuan dengan nilai yang tidak seberapa. Kalau seseorang yang saya amati itu mulus dari isu korupsi maka saya sangat bangga bersahabat dengannya atau menjadi warganya.
 
Lepas dari kekurangan dan kelebihan pak Marwan sebagai Bupati, dengan melihat beberapa catatan kinerja yang nilainya cukup baik saya secara pribadi menyarankan beliau untuk maju kembali pada Pilkada yang sebentar lagi akan di mulai. Catatan saya, ya seputar isu normatif kinerja, profesionalisme, efisiensi dan efektivitas pengelolaan anggaran, dll. Saya disini tidak menilai sesuatu karena politik subjektif.

Saya meyakini setiap pemimpin pasti memiliki niat baik dan mulia, tidak akan ada pemimpin yang berniat ketika menjabat akan memperumit persoalan masyarakat. Namun faktanya, kadang seperti tukang kue Nastar, ngapain coba itu solatifnya banyak sekali.

Setelah selesai berbuka puasa, saya orang yang paling akhir pamitan dari acara singkat kejutan ulang tahun itu. saat saya hendak bersalaman, Pak Marwan menyerahkan saya kantung kresek kecil.

Ini bingkisan buat anak, kan sebentar lagi lebaran, ujarnya

Sebagai orang yang baru pertama menerima bingkisan dari Pak Marwan, saya sedikit bahagia dan kaget.

Wah... Makasih pak.
Boleh pak saya tau isinya?

Setelah saya buka, isinya adalah satu kotak plastik berisi kue Nastar, masih utuh tertutup rapi juga direkat ketat solatif.

Sebagai orang yang merasa akrab,  saya bertanya.

Pak, saya mengucapkan terima kasih atas bingkisan ini. Tapi jujur saja, kadang saya selalu kesulitan membuka solatif yang merekat  pada tutupnya itu, biar anak saya nanti tidak malah merusak toplesnya. Bisa gak bapak buka-kan?

Saat saya sedang berusaha menunggu jawaban dari beliau, sebuah panggilan masuk dengan nada dering "Kemarin" yang saya lupa mengecilkan volumenya telah menyebabkan membuyarnya lamunan.

Inilah doa saya, Selamat Ulang Tahun ke 57, Barrakallah Fi Umrik Bapak Marwan Hamami, Bupati Sukabumi semoga panjang umur dan sukses membangun Sukabumi lebih baik lagi || 22 Mei 2020 (*)

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun