Mohon tunggu...
Syamsul Bahri
Syamsul Bahri Mohon Tunggu... Administrasi - coretan seadanya berawal dari minum kopi.

Menulis untuk belajar

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Risma, Semesta Surabaya dalam Genggamannya

28 Januari 2020   18:52 Diperbarui: 28 Januari 2020   19:01 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ini Inspirasi dari Kota Surabaya. Siapa tak kenal kemajuan kota Ibu Kota Jawa Timur ini? Apalagi jika menyebut Ibu Risma, Sang Walikota.

Mengingat momen istimewa 2 tahun lalu. Momen setelah Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini tampil sebagai pemateri dan berbagi cerita sukses pada kegiatan Pekan Kerja Nyata (PKN) Revolusi Mental di Surakarta, Jawa Tengah.

Cerita tentang bagaimana perempuan keras hati ini membawa perubahan yang sangat signifikan pada kotanya, terutama dalam hal kebersihan dan ruang terbuka hijau.

Oh iya, sudah ada ratusan pihak, perwakilan Pemerintah Daerah yang studi banding ke Surabaya tetapi tidak banyak yang bisa bersua langsung dengan Wali Kota kondang tersebut. Bukan karena tidak mau ketemu tetapi agendanya sungguh padat, yang studi banding umumnya diterima oleh level eselon II.

Saat itu, di PKN Surakarta, saya antusias mengikuti sesi Ibu Risma. Dia tidak sendirian sebagai Pemateri. Beberapa Kepala Daerah juga turut diundang. Ada Walikota Makassar dan Bupati Konawe. Tapi keduanya diwakili. Walikota Makassar diwakili Kepala Dinas Perikanan dan Pertanian sedangkan Bupati Konawe diwakili oleh Sekretaris Daerah.

Risma memaparkan dengan bahasa sederhana. Tidak ada bahasa tinggi, njlimet kata orang Surabaya atau istilah-istilah canggih yang digunakan. Meski demikian, pemaparannya tetap menarik dan para peserta  dengan antusias menyimaknya.

Seperti pemaparan Kepala Daerah pada umumnya, di awal pemaparannya juga membahas terkait kondisi atau profil umum. Luas wilayah, jumlah penduduk, pertumbuhan ekonomi, tingkat kemiskinan, dan lain sebagainya.

Beberapa slide lainnya menampilkan foto ketika dia marah pada penyelenggara event yang mengakibatkan taman menjadi rusak, foto ketika lagi menghalau pengendara motor yang akan lewat di pedestrian, serta penghargaan-penghargaan yang diterimanya. Tidak terlalu lama dia menjelaskan slide-slide tersebut.

Setelah itu, dia pun bergeser dari podium yang terletak di samping kiri panggung yang tidak begitu tinggi. Dia berjalan mendekati stafnya yang ikut mendampinginya. Mengambil iPad yang sudah terhubung ke proyektor. Pemaparan di laptop pun ditinggalkannya.

Kondisi terkini Kota Surabaya dipantaunya dengan sebuah perangkat yang menampilkan rekaman CCTV yang banyak tersebar di beberapa ruas jalan.

Perangkat iPad menjadi senjata pamungkasnya pada presentasinya saat itu. Memperlihatkan bagaimana mengontrol kota walau sedang berada di tempat atau wilayah lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun