Mohon tunggu...
Syamsul Alam
Syamsul Alam Mohon Tunggu... -

Aku Masih di Sini, Menulis.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ruang Aman Perempuan; Institusi Pendidikan dan Keluarga dalam Bayang-bayang Ketidakpastian

14 September 2025   20:48 Diperbarui: 17 September 2025   13:40 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: ilusrasi (Sumber: Gemini.Ai)

Kekerasan seksual terhadap perempuan di Indonesia kian menjadi momok yang mengkhawatirkan. Karena, tindakan tercela ini terjadi di tempat-tempat yang seharusnya menjadi ruang aman dan mendidik.

Di pesantren, misalnya, kasus pelecehan seksual di salah satu pondok pesantren yang berada di Kabutapen Agam, Sumatera Barat (Kompas.com, 2024). Hal ini menunjukkan bahwa lingkungan yang seharusnya menjadi pusat pembinaan moral justru menjadi panggung bagi perilaku predatoris. Bayangkan, para santri yang datang dengan niat suci menimba ilmu malah menjadi korban kekejian dari pihak yang mereka percaya.

Situasi tersebut tidak jauh berbeda yang terjadi di lingkungan akademik. Universitas, yang seharusnya menjadi tempat menimba ilmu, kini turut tercemar oleh tindakan tak senonoh. Seperti yang terjadi di Universitas Makassar yaitu Universitas Hasanuddin (Unhas) (Kompas.com, 2024) dan UIN Alauddin Makassar (Tribunnews.com, 2024). Kejadian ini menjadi tamparan keras bagi institusi pendidikan tinggi, sekaligus peringatan bahwa perempuan bahkan tidak aman di ruang-ruang akademik.

Parahnya lagi, kekerasan seksual juga terjadi dalam lingkungan keluarga (Tribunnews.com, 2024). Tempat yang seharusnya menjadi benteng terakhir perlindungan bagi perempuan.

Bagaimana mungkin seorang figur yang seharusnya menjadi panutan dan pelindung justru menjadi pelaku?

Hingga saat ini, perempuan terus-menerus hidup dalam bayang-bayang ketidakpastian dan ketidakamanan. Lingkungan yang seharusnya melindungi malah menjadi tempat pengkhianatan. Ini bukan hanya persoalan kasus individual, tetapi masalah sistemik yang membutuhkan perhatian serius.

Lantas, dimana lagi perempuan harus merasa aman jika tempat belajar, tempat bekerja, bahkan rumah, tak lagi menjanjikan perlindungan?

Kita sedang menghadapi kenyataan pahit, yang dimana perempuan terus terjebak dalam lingkaran ketidakadilan yang berlapis. Ketika tempat-tempat seperti pesantren, kampus, bahkan rumah yang seharusnya menjadi simbol perlindungan, kini berubah menjadi ladang bagi "predator".

Relasi Kuasa

Kasus kekerasan seksual yang marak terjadi di berbagai lembaga menjadi cerminan buruk atas perlindungan kekuasaan. Posisi yang lebih tinggi kerap kali digunakan untuk memaksa kehendak pada orang yang lebih lemah, menciptakan lingkungan yang toksik dan tidak aman. Korban, yang seringkali merasa terintimidasi dan takut, kesulitan untuk bersuara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun