Mohon tunggu...
Anam Jozzz
Anam Jozzz Mohon Tunggu... Penulis

Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum hingga mereka mengubah diri mereka sendiri

Selanjutnya

Tutup

Politik

Angka KUA-PPAS 2026 Lamongan Justru Tunjukkan Sinyal Bahaya

16 Agustus 2025   20:53 Diperbarui: 16 Agustus 2025   20:53 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Momen Rapat Paripurna DPRD Kabupaten Bojonegoro (Foto: Humas Pemkab) 

LAMONGAN -- Meski Rancangan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan Rancangan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS) Tahun Anggaran 2026 resmi disetujui dalam rapat paripurna DPRD Lamongan pada Senin (11/8/2025), proyeksi keuangan yang dipaparkan justru mengindikasikan kondisi fiskal yang rawan defisit dan menuntut kehati-hatian ekstra.

Penandatanganan persetujuan dilakukan oleh Bupati Lamongan Yuhronur Efendi bersama Wakil Ketua DPRD Kacung Purwanto di Ruang Rapat Paripurna DPRD. 

Namun di balik seremoni itu, angka-angka yang tercantum dalam rancangan justru menunjukkan bahwa belanja daerah akan jauh melampaui pendapatan yang diproyeksikan.

Bupati yang akrab disapa Pak Yes menyebut penyusunan KUA-PPAS tepat waktu adalah bentuk komitmen menjalankan perencanaan. 

Namun, faktanya, data yang dibacakan menunjukkan pendapatan daerah hanya diproyeksikan Rp3,246 triliun, sementara belanja daerah mencapai Rp3,391 triliun, selisih lebih dari Rp145 miliar yang akan ditutup dari pembiayaan netto.

Defisit ini mengindikasikan bahwa pemerintah daerah akan tetap mengandalkan pembiayaan untuk menutup celah keuangan, bukan dari peningkatan signifikan pada pendapatan asli daerah (PAD). 

Padahal, Badan Anggaran DPRD sudah mengingatkan perlunya inovasi serius dan monitoring ketat terhadap retribusi daerah, agar kontribusinya terhadap PAD bisa meningkat.

"Tahun 2026 akan menjadi ujian berat di tengah dinamika global dan nasional yang masih fluktuatif. Pemerintah harus tanggap dan adaptif," kata Pak Yes. 

Namun, kritik mengemuka bahwa jargon adaptif dan responsif kerap tidak diikuti dengan implementasi nyata yang bisa dirasakan masyarakat secara langsung.

Meski Bupati menyebut arah pembangunan akan fokus pada penguatan ekonomi, investasi, pemerataan infrastruktur, transformasi digital, dan penurunan kemiskinan, banyak pihak menilai target tersebut berpotensi sulit tercapai jika kondisi fiskal terus tertekan dan efektivitas belanja tidak maksimal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun