Mohon tunggu...
Syamsuddin Din
Syamsuddin Din Mohon Tunggu... Guru - Guru SMP NEGERI 2 LABUAPI LOMBOK BARAT NTB. di sekolah saya diberi amanah menjadi Urusan Humas.

Saya adalah Guru pendidikan Agama Islam, yang memiliki hobi renang di laut, petualang di gunung dan bersepeda.. saya memiliki satu istri dan empat orang anak yang terdiri-dari dua orang laki-laki dan dua orang perempuan.Kepribadian agamais dan mencintai persahabatan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jurnal Refleksi Modul 1.4

21 Oktober 2022   21:20 Diperbarui: 21 Oktober 2022   21:49 1193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dalam menulis refleksi Modul 1.4 ini, saya mencontohi model 4C yang dikembangkan oleh Ritchhart, Church dan Morrison (2011).  Dengan beberapa pertanyaan kunci yang menjadi panduan dalam menulis  refleksi model ini, yaitu:

Connection

Pada modul 1.4  ini saya belajar tentang Budaya Positif, sebuah kajian dan pengetahuan baru bagi saya.

Sebab dari sisi istilah  seperti istilah budaya positif,  posisi kontrol, keyakinan kelas, restitusi, benar-benar istilah yang baru pertama kali  kita  dengar walaupun dalam  praktek di lapangan sudah pernah kita terapkan.  

Pada modul ini saya belajar tentang bagaimana membangun Disiplin Positif, mengetahui Teori Motivasi, bagaimana dengan Hukuman dan Penghargaan, bagaimana menciptakan Keyakinan Kelas, mengetahui apa saja Kebutuhan Dasar Manusia, dan bagaimana cara penyelesaian masalah menggunakan segitiga Restitusi.   

Dalam kaitannya dengan materi tersebut sebagai Calon Guru Penggerak  yang diharapkan nantinya dapat mengembangkan dan mewujudkan visi sekolah yang berpihak pada murid dan berlandaskan nilai-nilai kebajikan universal,  mampu menggerakkan rekan guru, komunitas dan lingkungan dalam membuat perubahan pendidikan. 

Oleh karena itu,  CGP harus memulai dari diri sendiri dan lingkungan terdekat, yaitu sekolah tempat CGP mengajar,  harus bisa menjadi pelopor dalam menumbuhkan dan memberi  penguatan budaya positif di lingkungan tempat mengajar .

Challenge

Walaupun Budaya Positif sebenarnya sudah diterapkan  di sekolah saya, namun setelah  mempelajari modul 1.4 ini, ternyata banyak hal terkait dengan budaya positif ini yang perlu saya perbaiki langkah dan strateginya.

Diantaranya adalah membentuk keyakinan kelas, Pemberian penghargaan dan hukuman, penyelesaian masalah dengan menggunakan segitiga restitusi. 

Dan yang paling menarik menurut saya adalah  tentang pemberian penghargaan kepada anak didik.  Selama ini saya beranggapan bahwa pemberian penghargaan dalam proses pembelajaran adalah sesuatu yang sangat penting dan tidak terbatas oleh situasi dan keadaan. 

Dengan  penghargaan  akan dapat menuntun murid untuk termotivasi dan terbiasa disiplin, tetapi ternyata penghargaan itu juga memiliki dampak yang sama dengan hukuman.

Sama-sama akan menggiring anak pada identitas gagal, penghargaan hanya akan efektif untuk jangka pendek karena motivasi penghargaan adalah bagian dari motivasi eksternal. Pemberian penghargaan hanya efektif dalam kompetisi atau lomba.

Concept

Pada  modul 1.4 ini banyak konsep-konsep dan teori-teori penting yang harus kami pelajari dan kembangkan sebagai CGP antara lain,  Teori penyelesaian masalah dengan restitusi. 

Jika Ki Hajar Dewantara menganalogikan guru bagaikan petani, tentunya dibutuhkan kepandaian, keterampilan dalam memilih dan menyusun strategi dan langkah-langkah  agar tanaman dapat tumbuh dengan baik, sesuai dengan yang diharapkannya.  

Maka demikian pula dalam proses pembelajaran, tentu  selalu ada dan bahkan sarat  dengan permasalahan yang dihadapi murid baik  dalam kelas/sekolah maupun dalam lingkungan keluarga dan masyarakatnya. 

Di sinilah tugas guru dituntut dan diuji kemampuannya untuk menemukan cara-cara  penyelesaian permasalahan dengan bijaksana yang mengedepankan win-win solution.

Change

Adapun Perubahan yang ingin saya lakukan  dalam menumbuhkan Budaya Positif di sekolah adalah menempatkan diri pada posisi kontrol sebagai manajer, mengajak murid-murid untuk membentuk keyakinan kelas dan keyakinan sekolah sebagai landasan mereka dalam berperilaku, menyelesaikan segala persoalan melalui pendekatan restitusi dengan langkah-langkah  segitiga restitusi.

Selalu menganalisis secara reflektif dan kritis penerapan budaya positif di sekolah dan mengembangkannya sesuai dengan kebutuhan sosial dan murid. 

Memang tidak mudah untuk membuat perubahan ini, namun dengan keyakinan diri serta dukungan ekosistem lingkungan sekolah , saya yakin secara bertahap dan berkelanjutan proses penumbuhan budaya positif akan semakin baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun